Semarang, Aktual.com — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengkhawatirkan penyerapan dana Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat terus melemah. Fenomena demikian seiring rendahnya penyerapan dana pihak ketiga (investasi kredit) saat pelambatan perekonomian nasional yang dibawah rata-rata 6 persen pada kuartal I dan II tahun 2015.

“Angka LDR di bawah 100 persen bukan berati investasi di Jateng-DIY rendah, tetapi memang penyerapan dana pihak ke tiga belum diserap masyarakat Jateng-DIY. Dananya Jateng hanya dipakai orang Jateng,” ujar dia Kepala OJK Regional IV Perwakilan Jateng-DIY Santoso Wibowo usai menggelar diskusi bersama pelaku LKM di Bernic Castle Convention Hall Semarang, Selasa (26/1).

Ia menjelaskan dana pihak ketiga dari luar provinsi Jateng-DIY memang tidak ada penyaluran. Diakui pihaknya bila LDR di atas angka 100 persen sama halnya ada dana kredit masuk (capital in flow). Namun, tolak ukur LDR rendah, bila di bawah angka 85 persen.

“Begitu dana pihak ketiga tidak ada, berati sama halnya tidak ada yang diserap. Kita lebih tinggi dibandingkan daerah lain,” jelasnya.

Meski begitu, pihaknya menampik dana LDR di wilayah regional IV tergolong cukup tinggi. Pasalnya, masih di atas 90 persen. Sebaliknya, LDR di daerah lain hanya bertengger dikisaran angka 80 persen.

Sepanjang tahun 2014, angka LDR pihak ketiga di Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta semula 103 persen, kini turun menjadi 99,5 persen 2015. Sedangkan, angka Non Performing Loan (NPL) meningkatkan sebesar 24,6 persen dari 2014, kini menjadi 33,3 persen periode tahun 2015.

“Jika kreditnya nambah, pasti NPL akan naik. Akan tetapi, kita harapkan NPL pasti turun itu sangat idealis,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan