Lebak, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menetapkan Siaga II ancaman banjir menyusul tinggi permukaan Sungai Ciujung 418 sentimeter dengan debit air 595 meter kubik per detik.

“Kami minta warga yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS) meningkatkan kewaspadaan banjir, karena intensitas curah hujan meningkat,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Rangkasbitung, Kamis (17/12).

Menurut dia, peringatan ini guna mengantisipasi korban jiwa juga kerugian.

Berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banten, selama sepekan ke depan curah hujan meningkat di wilayah Kabupaten Lebak.

Frekuensi hujan terjadi pagi, siang, sore dan dinihari berlangsung antara 3,5 jam sampai 7 jam.

Selain itu, tiupan angin cukup kencang, bahkan beberapa rumah di Kabupaten Lebak mengalami kerusakan.

Karena itu, kata dia, curah hujan dengan kapasitas ringan dan sedang sangat berpotensi bencana alam, seperti banjir dan longsor serta angin kencang.

Selama ini, jumlah masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor, yakni mereka berada di bantaran aliran sungai dan perbukitan cukup banyak dan mencapai ribuan kepala keluarga.

“Kami minta warga mengungsi ke tempat lain jika hujan terus menerus khususnya yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir,” kata Kaprawi.

Ia menyebutkan jumlah desa di Kabupaten Lebak yang masuk kategori rawan banjir tahunan dan longsor tercatat 42 desa di Kecamatan Wanasalam, Banjarsari, Rangkasbitung, Warunggunung, Cileles, Cibadak, Leuwidamar, Bayah, Cikulur, Cimarga, Kalanganyar, Sobang, Cibeber, Cilograng, dan Sajira.

Dia mengungkapkan wilayah rawan bencana alam tersebut karena lokasinya berada di tepi sungai, perbukitan dan pegunungan.

“Kami berharap masyarakat selalu siaga saat hujan turun agar tidak menjadi korban banjir dan longsor,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: