Jakarta, Aktual.com — PT Len Industri memimpin Konsorsium Pandawa Lima yang menjadi calon pemenang tender Palapa Ring Paket Tengah yakni pemasangan kabel optik untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi berbasis data di 17 kabupaten/kota terpencil di Indonesia tengah.
“Konsorsium ini terdiri dari lima perusahaan yang mana Len Industri menjadi leadernya dengan komposisi saham 51 persen,” kata Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Abraham Mosse di Bandung, Rabu (27/1).
Empat perusahaan lainnya yang tergabung dalam konsorsium Pandawa Lima itu adalah PT Teknologi Riset Global Investama (34 persen), PT Multi Kontrol Nusantara (5 persen), PT Bina Nusantara Perkasa (5 persen) dan PT Sufia Technologies (5 persen).
Abraham Mosse menyebutkan, pengumuman sebagai calon pemegang tender Palapa Ring Paket Tengah itu diumumkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Jumat (22/1). Proyek Palapa Ring Paket Tengah memerlukan kebutuhan teknologi berbasis data di 17 kabupaten terpencil yang dibagi ke dalam lima proyek.
“Panjang proyek itu 1.760 kilometer dimana sebagian besar atau sektiar 1.700 kilometer merupakan kabel optik laut,” kata Abraham.
Lima area proyek Palapa Ring Paket Tengah itu adalah di Kabupaten Mahakam Ulu jaringan optik darat 136 kilometer dengan empat hop transmisi Radio Microwave. Area dua di Kabupaten Morowali, Morowali Utara dan Lonawe sepanjang 546 kilometer optik darat.
Kemudian area tiga meliputi lima kabupaten yakni Muna, Konawe Kepulauan, Muna Barat, Buton Tengah dan Buton Utara dengan jaringan kabel optik darat 317 kilometer dan jaringan optik laut 221 kilometer. Area empat di lima kabupaten yakni Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud, Kepulauan Siau Tagulandang, Palu Morotai dan Kepulauan Tidore dengan jaringan optik laut 977 kilometer.
Sedangkan paket kelima proyek itu di tiga kabupaten yakni Kabupatei Banggai, Banggai Laut dan Pulau Taliabu dengan jaringan kabel optik laut sepanjang 563 kilometer.
“Pengerjaan proyek itu ditargetkan tuntas dalam waktu 18 bulan, awal pengerjaan diperkirakan baru bergulir pada Agustus 2016 setelah seluruh regulasi dan perizinan tuntas,” kata Mosse.
Abraham Mosse menyebutkan, konsorsium itu cukup komplit dan menjadi paket ideal. PT Teknologi Riset Global Investama memberikan dukungan finansial, PT Multi Kontrol Nusantara memiliki pengalaman dalam pengerjaan kabel darat, PT Sufia pengadaan kabel optik serta PT Bina Nusantara Perkasa memiliki pengalam menggelar kabel laut yang didukung lima kapal yang mumpuni.
“Selain dalam pengerjaan proyek, Len seperti juga TRG Investama bertindak sebagai investor,” katanya.
Sementara itu Direktur PT TRG Investama Bobby menyatakan komposisi konsorsium itu cukup ideal dan memungkinkan bisa andil dalam pengerjaan paket lainya termasuk paket timur. Lima perusahaan memiliki keunggulan dan pengalaman yang saling menunjang.
“Jaringan kabel optik laut lebih dominan pada paket dua ini, namun dukungan pengalaman dan kapal dari PT Bina Nusantara Perkasa dipastikan bisa menjawab pekerjaan itu,” katanya.
Menurut Bobby pengerjaan penggelaran kabel optik darat akan dilakukan dengan padat karya yang melibatkan ratusan pekerja, sedangkan untuk kabel laut akan ditangani oleh PT BNP.
Sementara itu pemasangan kabel optik laut yang dilakukan oleh PT BNP dilakukan hingga mengoperasikannya. Commercial operation date dan mulai beroperasi sebagai operator hingga 15 tahun dengan service level agreement (SLA) pada 95 persen dan bandwith 10GE.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka