Beberapa hari kemudian, militer, yang dipimpin oleh Jend. Khalifa Haftar, mengambil-alih wilayah itu dan mengusir gerilyawan tersebut. Wilayah sabit minyak, yang terletak sekitar 500 kilometer di sebelah timur Ibu Kota Libya, Tripoli, memiliki pelabuhan minyak terbesar di negeri itu.

Libya, yang kaya akan minyak, telah dirongrong ketidak-amanan sejak aksi perlawan 2001, yang menggulingkan rejim Muammar Gaddafi. Sebagai sumber pengadilan utama di Libya, minyak dan gas menjadi andalan bagi 94 persen penghasilan luar negeri negara tersebut.

Selama beberapa tahun belakangan ini, Libya menderita kerugian lebih dari 140 miliar dolar AS, setelah berulang-kali penutupan pelabuhan dan ladang minyaknya, serta harga minyak yang rendah di pasar global, demikian laporan Xinhua.

Di Ibu Kota Mesir, Kairo, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit pada Rabu mendesak semua pihak di Libya agar melanjutkan jalur politik guna mewujudkan perujukan nasional.

Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan, Aboul-Gheit mengatakan rakyat Libya mesti berusaha menyelenggarakan pemilihan presiden dan anggota dewan legislatif serta menyatukan semua lembaga di negeri tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara