Ilustrasi Orang Berdoa. Aktual/HO

Jakarta, aktual.com – Umat Islam di seluruh dunia kembali memperingati Maulid Nabi Muhammad saw pada 12 Rabiul Awal. Tahun ini, peringatan kelahiran Nabi jatuh pada hari Jumat, 5 September 2025. Tradisi perayaan Maulid di Nusantara biasanya tidak hanya digelar pada tanggal kelahiran saja, tetapi berlangsung sepanjang bulan Rabiul Awal dengan berbagai bentuk kegiatan keagamaan dan budaya.

Menurut ulama Ahlussunnah wal Jama’ah, Sayyid Muhammad al-Maliki, terdapat lima alasan utama mengapa Maulid Nabi penting untuk dirayakan umat Islam.

Pertama, sebagai wujud rasa bahagia atas kelahiran Nabi. Bahkan diceritakan, Abu Lahab—paman Nabi yang dikenal menentang dakwah Islam—mendapat keringanan siksa karena pernah bergembira saat Nabi lahir dan memerdekakan budaknya, Tsuwaibah. Bila seorang yang dimurkai Allah saja merasakan berkah kegembiraan itu, apalagi umat yang beriman.

Kedua, meneladani syukur Nabi Muhammad. Rasulullah sering berpuasa di hari Senin sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran beliau. Dalam hadis riwayat Muslim, Nabi bersabda, “Di hari Senin aku dilahirkan dan di hari Senin pula Al-Qur’an diturunkan kepadaku.”

Ketiga, perintah untuk bergembira dengan rahmat Allah. Dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 58, Allah memerintahkan manusia untuk berbahagia dengan rahmat dan karunia-Nya. Rahmat terbesar bagi umat manusia adalah kelahiran Nabi Muhammad saw.

Keempat, momentum mengenal sejarah Nabi. Perayaan Maulid diwarnai dengan pembacaan riwayat hidup Rasulullah, mulai dari kelahiran, akhlak, mukjizat, hingga perjuangan dakwahnya. Hal ini mempertebal rasa cinta dan iman umat Islam sekaligus menjadi ajakan untuk memperbanyak shalawat.

Kelima, bagian dari tradisi baik (bid’ah hasanah). Ulama menilai perayaan Maulid sebagai amalan sunnah karena tujuannya mulia, yakni meneladani Nabi dan bershalawat kepadanya. Praktiknya juga diisi dengan ceramah, doa, serta kebersamaan dalam berbagi makanan kepada sesama.

Dengan demikian, peringatan Maulid Nabi bukan sekadar seremoni, melainkan momen penuh makna untuk meneguhkan cinta, syukur, dan teladan atas kehadiran Nabi Muhammad saw sebagai rahmat bagi seluruh alam.