Jakarta, Aktual.co — Kearifan lokal dalam pelestarian alam, kini dikalahkan oleh modernisasi yang menawarkan sesuatu yang praktis dan tidak repot, kata Ahli Ekologi dan Evolusi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tukirin Partomihardjo.

“Kearifan lokal kalah dengan modernisasi sekarang, misalnya Jawa punya budaya mempertahankan kehidupan tradisional untuk lingkungan, kini karena pengaruh modernisasi menjadi terlupakan,” ujar Tukirin dalam diskusi bertajuk ‘Keanekaragaman Hayati untuk Kesehatan Manusia’ di Jakarta, Rabu (15/4).

Ia menyontohkan, masyarakat kini memilih tempat tinggal yang sederhana dan tidak mau repot menanam tanaman di sekitar rumah karena akan mengotori.

“Dimana-mana kita mudah menemui tanaman sekarang, di gedung, rumah, tapi semua itu hanya dari plastik. Tentu fungsinya sangat jauh. Itulah karena modernisasi,” kata dia.

Selain itu, rumah di kawasan kota kini, kata dia, sebagian diplester sehingga air tidak dapat diserap tanah.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat mengubah kebiasaan dengan menanam tanaman yang berfungsi membersihkan udara dan menyimpan air jika memungkinkan.

“Ditanami pohon biar adem, kenyamanan lingkungan pun akan sangat berbeda. Lahan sempit pun bisa diupayakan dengan berbagai cara,” kata dia.

Ia menekankan kehidupan yang ditopang ekosistem yang baik, akan berpengaruh pada kesehatan manusia dengan udara yang lebih bersih dan adanya sumber obat alamiah berkhasiat dengan risiko rendah untuk menjaga kesehatan.

Kerusakan lingkungan, ujar dia, berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan karena frekuensi penularan penyakit meningkat. Untuk itu, penting bagi masyarakat memperhatikan lingkungan sekitar untuk menjaga kesehatan diri sendiri.

Artikel ini ditulis oleh: