Dari uraian teks Kakawin Nagara Kertagama, para ahli dapat merekonstruksi, Demokrasi yang berciri local wisdom, keadaan sosial, politik, kebudayaan, dan keagamaan pada saat itu, yang penuh toleransi bisa berdampingan penuh kekeluargaan , yang menunjukan bahwa Majapahit saat itu betapa maju, dan luas serta tinggi nya kebudayaan dan peradaban yang dicapai . sistem sosial dan sistem kekuasaan yang demikian luas wilayah kekuasaan geografinya, menunjukan bahwa Majapahit mengalami masa keemasan, dan kegemilangan, dimana Bangsa Nusantara ini, mengenal siklus kegemilangan dan keemasan yang gemilang setiap 700 tahun.
Nilai nilai dari Pancasila sendiri tertulis dalam Kakawin Nagara Kertagama, pada pupuh ke 43 ayat 2 yang berbunyi :
“Nahan hetu Narendra Bhakti RI padha Sri Sakya sinhasthiti, yatnagegawhan i pantjasila kertasansekerta rabishe kakrama, lumra nama jinabhiseka nira San Sri jnana bajres’ wara, tarkka wyakaranadhisastran inaji Sri Natha wijnanulus.
Artinya :
Alasan sang Raja mantab berbakti pada kaki Sri Singha Sakya, karena berusaha memegang teguh pada Pancasila, lima kaidah tingkah laku utama, diresmikan dalam tata upacara penobatan. Nama gelarnya menurut penafbisan adalah Sri Jnana Bajreswara, kebijaksanaan, hingga ilmu kesempurnaan/ketuhanan tinggi karena memegang teguh tata cara adat, kitab suci agama dan kepercayaan luhur.
Dalam kitab Kakawin Nagara Kertagama juga menulis, bunyi dari Sumpah Amukti Palapa dari Maha Patih Gajahmada, yang saat itu bercita cita akan menyatukan Nusantara, agar bisa terjaga kehidupan yang tentram damai mencapai kesejahteraan bersama, dalam satu naungan panji panji Majapahit yang isinya adalah :
” Lamun huwus kalah Nusantara
Isun Amukti Palapa, Lamun huwus kalah ring gurun, ring seran, ring tanjung pura, ring Haru, ring, Pahang, ring Dompo, Bali, Tumasik, Sunda, Palembang, Samana ingsun Amukti Palapa”
Kepulauan Nusantara selalu disertai matahari sepanjang hari, yang diungkapkan penuh kata hati yang menunjuk pada hati, jiwa, sukma, atma, rohani kita. Kakawin Nagara Kertagama ditulis begitu indah dan hening dimasa kejayaan Majapahit, dimasa Raja Hayamwuruk, dari seorang maestro pujangga yaitu Mpu Tantular, Beliau sendiri adalah penganut agama Bhuda Mahayana, akan tetapi menulis kisah Raja Raja dan negara yang agama resmi nya Hindu Siwa, dengan politik hukum bercorak Hindu Siwa, disinilah kehebatan seorang Mpu Prapantja, karena dengan demikian karya pujangga beliau bisa memberikan dan meninggalkan catatan sejarah serta karya sastra tinggi yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi berikut nya, yaitu lahir nya nilai nilai Pancasila yang pada tanggal 18 Agustus 1945 dijadikan sebagai Dasar Negara. Yang merupakan Falsafah hidup serta jati diri bangsa Indonesia.
Bahwa bentuk toleransi dari Mpu Prapanca ini, yang seorang penganut Budha tapi berkarya secara hening, rame ing gawe sepi ing pamprih, berkarya untuk sebuah kerajaan besar Majapahit yang diidentikan dengan Kerajaan Hindu, bentuk toleransi ini menjadi sangat luar biasa senapas dengan semboyan dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, yang menyatakan: Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa, yang bermakna “Walaupun berbeda beda namun satu jua, tidak ada darma, kebaikan dan kebenaran yang mendua. merupakan bentuk Demokrasi asli Nusantara yang dianut oleh para leluhur tanah air, yang punya ciri has tersendiri.
Bangsa Indonesia yang dulu disebut Nusantara adalah anak cucu dan generasi penerus dari Majapahit ini sebagai bangsa Nusantara dengan peradapan budaya yang sudah adi luhung (sangat tinggi) yang bagi bangsa ini, sebelum bangsa lain berbudaya, dan menjelajahi dunia ditemukan benua benux baru, dan bangsa eropa (portugis, Belanda) mencari rempah rempah sebagai bahan penghangat tubuh untuk iklim dingin, berdasarkan catatan dan penulisan penjelajah Portugis pada pertengahan abad ke enam belas, yaitu Diego de Couto dalam buku Da Asia yang terbit pada tahun 1645 Masehi, menyebutkan orang Jawa lebih dahulu berlayar sampai ke tanjung harapan, Afrika dan Madagaskar, Diego De Couto mendapati penduduk tanjung harapan awal abad ke 16 berkulit coklat seperti orang Jawa, seperti yang dikutip oleh Anthony Reid dalam buku sejarah Modern awal Asia Tenggara, dan hal itu diperkuat dengan peninggalan arkeologi berupa relief pada candi Borobudur yang tergambar relief kapak Jung Jawa yang berlayar mengelilingi samudera untuk perdagangan dan ekspansi politik saat itu, yang merupakan kapak termodern pada jaman nya, dari situlah bisa diketahui bahwa bangsa nenek moyang Indonesia sudah lebih dahulu punya peradaban dan budaya yang Adi luhung, yang sudah terbiasa hidup rukun damai, berdasar musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan perbedaan dan masalah yang dihadapi, maka jangan ajari kami cara berdemokrasi, yang selalu dengan slogan hak asasi manusia kebebasan berekpresi dan berpendapat, karena UNESCO sendiri telah mengakui kitab Warisan dari nenek moyang kami yakni Kakawin Nagara Kertagama merupakan warisan dunia, yang mengajarkan ide ide modern keadilan sosial, kebebasan beragama, keamanan pribadi, dan kesejahteraan rakyat yang dijunjung tinggi dalam konstitusinya sejak jaman dahulu kala hingga lahir nya Indonesia sebagai negara Kesatuan Republik Indonesia pada 1945.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano














