Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik dari Populi Center, Tommi Legowo menilai siapa pun pihak yang maju dalam sebuah kontestasi Pilkada dari jalur independen, tetap saja tidak boleh bersikap anti partai.

“Termasuk Ahok (Basuki Tjahaja Purnama – Gubernur DKI) yang mau maju di Pilkada 2017 dari jalur independen,” kata Tommi Legowo dalam satu diskusi di Jakarta, Sabtu (12/3).

Selama ini, kata dia, sosok Ahok menjadi orang yang relatif tidak suka dengan partai. Bahkan sikap dia keluar dari Partai Gerinda beberapa waktu silam, juga menjadi bagian dari sikap anti partai politik.

“Tapi calon yang maju di Pilkada tidak boleh seperti itu. Karena nanti ketika terpilih, pasti butuh dukungan dari parpol untuk menata pemerintahannya,” kata dia.

Makanya, relasi dengan parpol itu menjadi penting. Karena interaksi pertama ketika si calon menang, juga harus dengan kalangan parpol.

“Jadi bagi calon independen tidak boleh ada arogansi pribadi, seakan-akan mereka tidak butuh parpol,” ujar dia.

Untuk kasus di Jakarta, kata dia, Ahok memang sosok yang tinggi tingkat popularitasnya. Termasuk elektabilitasnya juga meningkat, meski tidak setinggi popularitasnya. Namun yang masih masalah di Ahok itu sisi akseptabilitasnya.

“Dari tiga kali survei yang dilakukan oleh Populi, Ahok selalu unggul. Dia mencapai 90 persen tapi tidak sampai 100 persen. Elektabilitasnya juga meningkat dari 40 persen ke 60 persen. Tapi angka itu masih belum terlalu tinggi,” papar dia.

Meski begitu, ia menambahkan, hasil survei ini masih mungkin berubah sampai menjelang Pilkada nanti. Apalagi proses Pilkada baru akan terjadi di 2017 nanti.

“Jadi sangat mungkin dapat berubah. Bisa saja Ahok nantinya lebih rendah elektabilitasnya. Meski saat ini dari semua calon, popularitas dia masih yang tertinggi,” kata Tommi

Sejauh ini, sudah muncul calon-calon gubernur di DKI. Selain Ahok, ada nama Ahmad Dhani, Sandiaga Uno, Boy Sadikian, Yusril Ihza Mahendra, dan masih banyak lagi.

Artikel ini ditulis oleh: