Ilustrasi

Jakarta, Aktual.com– Di berbagai kajian-kajian keilmuan dalam islam terdapat beberapa istilah yang sulit dipahami, salah satu istilah al-Tahaqquq atau al-Tahqiq dalam kajian ilmu tasawuf.

Al-Tahaqquq memiliki arti mencapai hakikat. Adapun ulama mendefinisikannya sebagai kesempurnaan mengetahui sesuatu dan mengamalkannya. Dalam artian seorang hamba itu Tahaqquq dengan asma-asma Allah SWT yaitu kesempurnaan mengetahui asma-asma tersebut dan mengamalkannya dengan cara yang pantas bagi hamba.

Namun terkadang bisa bermakna lain, yaitu ketika seorang hamba ta’alluq, takhalluq dan tahaqquq dengan asma-asma Allah SWT. Ta’alluq, takhalluq dan tahaqquq memiliki pengertian berbeda-beda juga, sebagai berikut:

Pertama, ta’alluq

Ta’alluq atau bergantung yaitu butuhnya seorang hamba kepada asma-asmanya secara mutlak karena makna-maknanya menunjukkan Zat yang suci.

Kedua, takhalluq

Takhalluq atau berperangai yaitu berdirinya seorang hamba dengan asma-asma Allah SWT dalam wujud yang pantas bagi dirinya sebagai hamba, sebagaimana berdirinya Allah dengan asma-asma-Nya dalam wujud yang pantas bagi kesucian-Nya.

Dengan kata lain, bagi Allah melekatnya asma-asma itu dalam wujud yang pantas bagi kesucian-Nya, sedangkan bagi hamba melekatnya asma-asma itu dalam wujud yang pantas bagi statusnya sebagai hamba.

Ketiga, tahaqquq

Tahaqquq atau mencapai hakikat adalah seorang hamba mengetahui hakikat makna yang terkandung dalam asma-asma Allah SWT, baik yang pantas bagi Allah sendiri maupun bagi hamba.

Dari sini Dr Ashim Ibrahim al-Kayyali menerangkan bahwa tahaqquq adalah ungkapan dari terlihatnya Allah oleh seorang hamba melalui asma-asma-Nya. Ketika seseorang tidak melihat Allah dalam keadaan seperti itu, mungkin dia terhalang dari mata batin karena melihat alam semesta, atau mungkin karena melihat makhluk.

Itulah yang dimaksud dengan tahaqquq kepada Allah SWT.

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra