Dalam kitab Bahr Al Amiq jilid 1 halaman 99 dikisahkan bahwa tatkala pendiri madrasah Shiddiqiyah Syekh Muhammad bin Shiddiq Al Ghumari ra wafat, kebetulan sebagian para putranya yang telah menjadi tokoh ulama sedang berada di diyar azhariyah (negri Al Azhar, Mesir) dalam rangka hijrah ilmiyah ( migrasi keilmuan), mereka yang dimaksud adalah : Al Hafidz Syekh Ahmad, Al Hafidz Syekh Abdullah dan Al Allamah Syekh Muhammad Zamzami. Ketika itu mereka semua kembali k Maroko dan berkumpul bersama saudara kandung lainnya yaitu Al Allamah Al Ushuli Syekh Abdul Hay, Al Muhaddist Al Mufid Ash-Shufi Syekh Abdul Aziz dan beberapa saudara lainnya yang saat itu masih kecil seperti Al Allamah Al Faqih Syekh Hasan, Al Muhaddist Syekh Ibrahim dan Profesor Syekh Al Murtadlo. perkumpulan tersebut menghasilkan kesepakatan bersama bahwa putra tertua dari Syekh Muhammad bin Shiddiq ra yaitu Al Hafidz Syekh Ahmad bin Muhammad Shiddiq ra di daulat sebagai khalifah atau pengganti/penerus kepemimpinan zawiyah Shiddiqiyah yang berperan mengatur urusan zawiyah dan para murid/santrinya, menyebarkan ilmu dan sunnah nabawiyah serta memimpin perlawanan atas penjajah yang selama itu sudah menyengsarakan bangsa dan kedaulatan Maroko.
Manaqib Al Hafidz Syekh Ahmad bin Muhammad Shiddiq Al Ghumari ra
Al Hafidz Syekh Ahmad adalah seorang yang ‘Arif Billah, pigur ulama besar yang mencapai derajat mujtahid muthlaq, berjuluk Al Hafidz di bidang ilmu hadist disertai penguasaan berbagai cabang ilmu syara berdasarkan kesaksian/ pengakuan para ulama di timur dan di barat, bahkan sebagian lainnya memberikan kesaksian bahwa beliau adalah Amirul Mukminin dalam pengetahuan hadist, karya beliau tidak kurang dari 200 kitab karangan yang sudah di distribusikan dari mulai kitab mabsuth (kitab ringkas/buku saku), kitab mujallad (terdiri dari beberapa jilid), maupun kitab risalah (kumpulan jawaban pertanyaan dari surat menyurat). Sebagian karangan tersebut sudah dicetak dan diterbitkan dan sebagian yang lain masih dalam bentuk manuskrif, jumlah karangan yang banyak dan bermanfaat itu telah beliau susun dengan rapih layaknya butiran-butiran mutiara yang memancarkan karakteristik tersendiri.
Seorang ulama terkemuka di Mesir yaitu Syekh Muhammad Bakhit Al Muthi’i mengutarakan pujian kepada beliau di hadapan segenap para pembesar ulama dan para mentri dengan ungkapan:”Pada masa ini, Sungguh beliau (Syekh Ahmad bin Muhammad Shiddiq Al Ghumari ra) adalah Hafidz Munfarid (seorang Al Hafidz yang tak ada duanya) di bidang ilmu hadist..”.
Dalam muqaddimah tahqiq kitab Ahmad bin Shiddiq yang berjudul “Laisa kadzalik fi At-Ta’qib ‘ala al huffadz” Dr.Adnan Zahhar mengisahkan pujian serupa yang diungkapkan oleh Syekh Taqiyuddin Al Hilali salah seorang ulama yang seringkali bersebrangan pemahamannya dengan beliau namun akhirnya ia menyadari/mengakui keunggulan beliau dengan mengatakan:” Penguasaan Ahmad bin Muhammad bin Shiddiq dalam ilmu hadist mencapai derajatnya Imam Ahmad bin Hambal..”
Dalam muqaddimah tahqiq untuk kitab “Tabrib Ar-Rawi fi Syarh Taqrib An-Nawawi” Syekh Al Muhaddist Al Muhaqqiq Muhammad ‘Awwamah menggambarkan keistimewaan kedudukan Syekh Ahmad bin Shiddiq ra berdasarkan penelaahan secara ilmiah, ia berkata:” Dari sekian banyak (ulama) yang pernah kutemui tidak ada yang berhak secara ilmiah untuk mendapat julukan Al Hafidz, kecuali Sayyidi Syekh Abdullah Sirajuddin, Syekh Ahmad bin Shiddiq Al Ghumari dan Syekh Abdullah bin Muhammad bin Shiddiq Al Ghumari -Rahimahumullahu Ta’ala-”
Hal senada diungkapkan pula oleh Al Muhaddist Al Muthali’ Al ‘Arif Billah Syekh Muhammad Baqir Al Kattani dalam perkataannya bahwa: “(Syekh Ahmad bin Muhammad Shiddiq Al Ghumari) adalah Al Imam Al Hafidz Al Mujtahid..”
Dalam kata pengantar kitab Risalah Abdul Aziz bin Shiddiq li Fathul Qarib Al Mujib Bi Syarh Bada’tu bi Dzikri Al Habib, Prof.Dr Syekh Ali Gumuah-hafidzahullah-mengungkapkan :” Kedudukan beliau (Syekh Ahmad bin Muhammad Shiddiq) adalah seorang Hafidz seperti halnya para hafidz pada generasi awal, beliau menghidupkan majlis imla hadist di masjid Al Kakhiya di Mesir, sebuah tradisi yang telah sekian lama terputus sejak (kepergian) Al Hafidz Jalaluddin As-Suyuthi dan Az-Zubaidi..”
Diantara banyak pujian para ulama kepada beliau, barangkali sanjungan yang paling menakjubkan adalah ungkapan dari putra Ibnu Sayidi Muhammad Al Baqir Al Kattani yaitu Al Allamah Abdurrahman Al Kattani ra, dalam kitab ” Min A’lam Al Maghri Al ‘Arabi fi Qarn Ar-Rabi ‘Asyar” yang di tahqiq oleh Syekh Muhammad Hamzah Al kattani, dalam kitab tersebut Al Allamah Abdurrahman Al Kattani menuliskan biografi Syekh Ahmad bin Shiddiq ra dengan mengungkapkan : “Syekh Ahmad bin Muhammad Shiddiq Al Ghumari ra dalam pemahaman fiqhnya seperti Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Abu Hanifah An-Nu’man dan para ulama madzahib lainnya, sementara penguasaan beliau akan ilmu hadist seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Nasai, Ibnu Majah, Az-Zela’i, Adz-Dzahabi, Ibnu Hajar Asqalani, As-Sakhawi, Jalaluddin Suyuthi dan para imam hadist lainnya, sedangkan wawasan beliau dalam ilmu tarikh atau sejarah sama seperti Imam Ibnu Al Madini, Imam Yahya bin Mu’in Al Ghathfani, Imam Khatib Al Bahgdadi, Imam Abul Qasim Ibnu Asakir Damsyiqi, Imam Ibnu Jarir dan ulama pakar sejarawan lainnya, demikian pula dengan kedalaman ilmu tasawuf beliau yang menyerupai Syekh Al Junaid Al Baghdadi, Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili, Syekh Bakri dan Syekh Darqawi-Qaddasallahu sirrahum-, dan kepiawaian beliau dalam ilmu bahasa dan sastra menyerupai Ibnu Al Atsir, Ibnu Qutaibah, Ibnu Tsabit Al ‘Aufi dan Ibnu Abdu Rabbih, selain kemasyhurannya di segala bidang keilmuan, beliau juga mewarisi sifat heroik yang berjuang demi kejayaan negara islami seperti yang tercermin pada sosok Shalahuddin Al Ayyubi, Al Amir Abdul Qadir Al Jazairi dan panglima perang muslim lainnya.
Barangsiapa yang mampu mengamati buah karya dalam sejumlah kitab karangan beliau yang menjungjung tinggi pada pembelaan atas sunnah nabawiyah dan syariat islam, tentu ia akan memahami hakikat kebenaran yang telah kami tuturkan tersebut diatas”.
Sekian
Deden Sajidin
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid