Kuala Lumpur, Aktual.com – Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, yang juga pendiri Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu/PPBM), membentuk partai baru, yang belum diberi nama.

Pengumuman partai baru tersebut disampaikan dalam acara jumpa pers di Kuala Lumpur, Jumat.

Saat jumpa pers, ia didampingi mantan Sekjen Bersatu,  Marzuki Yahya, dan putranya, Mukhriz bin Tun Dr. Mahathir, yang menjadi Menteri Besar Negara Bagian Kedah.

“Kami sadar Malaysia sudah ada banyak partai politik, terutama di kalangan orang Melayu. Bukanlah niat kami untuk menambah kepada jumlah yang sudah ada. Tetapi kami menghadapi masalah luar biasa,” katanya.

Partai politik yang ia dulu dirikan, PBBM, dengan tujuan menjatuhkan pemerintahan kleptokrasi Najib Razak, telah dibajak oleh presiden Bersatu, katanya.

“Sekarang perjuangan partai yang dibajak sudah dialihkan dari menentang dan menghapuskan pemerintahan kleptokrasi ke kerja sama dan menghidupkan kembali pemerintahan kleptokrasi,” katanya.

Bagian yang tidak dapat dibajak, ujar dia, masih berpegang kepada perjuangan asal dan bagian ini tidak akan dicalonkan oleh bagian PPBM yang dibajak dalam Pemilu 15.

“Untuk kami teruskan perjuangan asal kami, terpaksalah kami membebaskan diri atau menjadi anggota partai yang baru. Diharapkan anggota biasa yang memilih untuk bersama kami akan menjadi anggota dalam partai baru ini,” katanya.

Anggota Parlemen Langkawi itu menegaskan perjuangannya berdasarkan semangat, bukan keuntungan finansial.

“Partai ini akan berasas pada perjuangan untuk orang Melayu dan Pribumi. Ini karena partai-partai berasas kepada Melayu dan Pribumi yang ada hari ini telah menggadai muruah bangsa, agama dan tujuan perjuangan kepada golongan yang gila kuasa,” katanya.

Mahathir mengatakan partainya bersifat inklusif dan moderat, serta akan memperlihatkan kepada bangsa-bangsa lain bahwa orang Melayu adalah bangsa yang tidak berkhianat, yang berpegang pada janji dan tidak menolak kerja sama yang tulus dan berprinsip.(Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Warto'i