Jakarta, Aktual.com – Manusia pigmi atau manusia berperawakan pendek modern Flores yang tinggal di dusun Rampasasa, ternyata tidak memiliki keterkaitan dengan manusia kerdil purba Homo floresiensis.

Hal itu disampaikan oleh peneliti senior dari Lembaga Eijkman Prof. Herawati Sudoyo saat ditemui di Lembaga Eijkman, Jakata, Senin (6/8).

Herawati bersama delapan peneliti lainnya dari 11 institusi telah melakukan perunutan DNA dan menganalisa genom populasi pigmi dari dusun Rampasasa.

“Secara genetik populasi Rampasasa tidak berbeda dengan populasi manusia Indonesia lainnya,” kata Herawati.

Penelitian dilakukan dengan memeriksa DNA dari 32 orang yang tinggal di dusun Rampasasa. Dusun tersebut merupakan bagian dari desa Wai Wulu, kecamatan Wai Rii di Kabupaten Manggarai.

Dusun tempat mereka tinggal letaknya sangat berdekatan dengan gua Liang Bua dimana fosil rangka manusia purba Homo floresiensis ditemukan pada 2004 silam.

Manusia pigmi modern memiliki tinggi rata-rata 148 cm sementara manusia Homo Floresiensis memiliki tinggi rata-rata 106 cm.

Meski sama berperawakan pendek, namun keduanya tidak memiliki hubungan, manusia pigmi modern memiliki DNA dari fosil manusia purba lainnya yaitu Neanderthal dan Denisovans, mirip dengan populasi lain di Asia Tenggara dan Melanesia.

Sementara itu, perawakan pendek manusia pigmi modern merupakan hasil seleksi alam yang berpengaruh pada variasi generasi sebelumnya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: