Arsip foto - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/3/2025). ANTARA/Melalusa Susthira K.

Jakarta, aktual.com – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, mengecam keras serangan Israel ke ibu kota Qatar, Doha, yang menewaskan enam orang. Ia menilai aksi tersebut melanggar prinsip dasar hukum internasional sekaligus kedaulatan negara.

Mardani menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa.

“Nyawa enam orang yang terenggut pada serangan ini adalah peringatan bagi kita semua bahwa konflik bersenjata selalu meninggalkan luka mendalam,” kata Mardani kepada wartawan lewat pesannya, Jumat (12/9/2025).

Ia menegaskan bahwa Israel harus menghormati nilai kemanusiaan dan mendorong penyelesaian melalui jalur diplomasi.

“Indonesia melalui BKSAP mendesak agar semua pihak menghormati kemanusiaan dan membebaskan jalur diplomasi,” tegas anggota DPR RI Komisi II F-PKS ini.

Mardani juga menyerukan agar komunitas internasional, termasuk ASEAN dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), segera merespons secara kolektif.

“Mengecam agresi dan mendesak supaya hukum internasional ditegakkan,” imbuhnya.

Menurutnya, penyelesaian konflik hanya bisa dicapai melalui dialog, penghormatan terhadap kedaulatan, serta kerja sama internasional yang nyata.

“Indonesia terus berkomitmen pada diplomasi bebas aktif dan akan menggunakan seluruh jalur diplomatik dan parlemen untuk menyuarakan keadilan, mendukung perdamaian, serta memastikan agar rakyat sipil yang hanya menginginkan keamanan dan kehidupan yang layak tidak menjadi korban dari kebijakan militer unilateral,” tutur Mardani.

Diketahui, Israel melancarkan serangan mendadak ke Doha, Qatar, dengan dalih menargetkan pemimpin senior Hamas yang bermarkas di sana.

“IDF (militer Israel) dan ISA (badan keamanan) melakukan serangan tepat sasaran yang menargetkan para pemimpin senior organisasi teroris Hamas,” kata militer Israel dilansir AFP, Selasa (9/9).

“Selama bertahun-tahun, para anggota kepemimpinan Hamas ini telah memimpin operasi organisasi teroris, bertanggung jawab langsung atas pembantaian brutal 7 Oktober (2023), dan telah mengatur serta mengelola perang melawan Negara Israel,” lanjut pernyataan militer Israel.

Sementara itu, Hamas melaporkan sedikitnya enam orang tewas akibat serangan tersebut, termasuk anak dari negosiator utama kelompok itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain