Kondisi USD yang melemah, kata dia, karena dipicu oleh belum jelasnya arah pemerintahan Trump hingga pertengahan tahun ini terkait rencana The Fed untuk kembali menaikan suku bunganya masih.

“Itu sebetulnya menjadi sentimen negatif, sehingga membuat laju USD melemah. Dan dengan pelemahan tersebut bisa dimanfaatkan oleh euro untuk menguat dan mestinya bisa berimbas positif pada mata uang Asia lain, termasuk rupiah,” jelas Reza.

Untuk itu, kata dia, pelaku pasar tetap mewaspadai berbagai sentimen yang bisa menahan penguatan rupiah tersebut. Sehingga implikasinya ke laju rupiah yang kembali melanjutkan pelemahannya.

“Diperkirakan, untuk laju support rupiah akan bergerak dengan kisaran Rp13.353 dan untuk level resisten rupiah akan berada di kisaran Rp13.309,” ujar dia.

[Busthomi]

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu