Presiden Tiongkok menjelaskan sejumlah proyek infrastruktur saat ini sedang dibangun di sejumlah negara, termasuk salah satunya Indonesia yang sedang menjalankan kerja sama bilateral kereta cepat Jakarta-Bandung.

Menurut Xi, infrastruktur penting untuk kemajuan ekonomi yang terbuka dan menjadikannya kerja sama dalam meningkatkan kesejahteraan bersama.

“Kami berkeinginan juga untuk menjadikan prakarsa ‘Belt and Road’ menjadi jalan untuk inovasi yang diperlukan dalam memperkuat ekonomi dan kerja sama di berbagai sektor,” ujar Xi.

Tiongkok menjelaskan prakarsa tersebut tidak akan mencampuri urusan politik dalam negeri suatu negara.

“Apa yang kami ingin capai melalui prakarsa ‘Belt and Road’ adalah kerja sama yang saling menguntungkan,” jelas Xi.

Sementara itu, sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Sabtu malam (13/5) mengatakan Indonesia akan mengajukan sejumlah potensi investasi di sektor infrastruktur transportasi dan kawasan industri dengan menekankan kerja sama yang saling menguntungkan.

“Serta dapat memberikan sumbangan yang sangat penting sekali, memberikan sumbangan bagi upaya untuk menjaga stabilitas keamanan dan kesejahteraan dunia,” jelas Retno.

Retno menjelaskan Indonesia juga memiliki konsep pembangunan jalur maritim yang sejalan dengan skema Konektivitas ASEAN.

Dia meminta agar skema Jalur Sutera Baru dan Sabuk Maritim dapat bersinergi dengan Konektivitas ASEAN nantinya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka