Disamping ijazah sanad periwayatan hadits dan wirid tarekat Shiddiqiyah Syadziliyah yang beliau peroleh dari para Quthub keluarga Shiddiqiyah Ghumariah, beliau juga mendapatkan banyak ijazah sanad dari para ulama terkemuka dunia lainnya seperti al ‘Allamah Syekh Muhammad Yasin al Fadani -Radhiyallahu ‘Anhu- (tokoh ulama besar kota Mekah yang berdarah/keturunan Indonesia) yang menyandang gelar “Musnid al ‘Asri” (pemegang sanad dunia keilmuan pada masanya), Syekh Yasin al Fadani berkenan memberikan ijazah sanadnya kepada beliau -yang pada saat itu masih sangat muda usianya- atas rekomendasi dari ayahanda beliau.
Beliau juga mendapatkan ijazah sanad dari al ‘Allamah al Muhaddits Syekh Muhammad al-Syadzili al-Nafir al-Tunisi, al ‘Allamah al Muhaddits Sayyid Ahmad Manshur Qurtham, Fadhilah al ‘Allamah Syekh Kamaluddin Ja’idz –Ridhwanullahi ‘Alaihim ajma’in- dan para masyaikh lainnya.
-Gemar membaca dan muthala’ah kitab
Syekh Dr.Abdul Mun’iem –Hafidzahullahu Ta’ala- berpegang pada prinsip bahwa selain mendapatkan ijazah, yang terpenting bagi bagi ahli ilmu adalah mengerahkan segenap kemampuannya dalam menggali dan memelihara kandungan hadits secara pemahaman atau dirayah.
Sebab jika kita hanya menitik beratkan pada ijazah sanad secara periwayatan atau riwayah, tentu hal itu akan mengorbankan banyak waktu terutama pada zaman sekarang ini. Oleh sebab itu beliau sekarang menyibukkan diri dengan banyak melakukan muthala’ah dan membaca kitab-kitab karangan yang bermanfaat.
Sebab muthala’ah kitab dapat memperluas wawasan keilmuan dan menambah perbendaharan bekal ilmu pengetahuan, hal tersebut sesuai dengan saran dari orangtua dan para guru beliau yang selalu memberikan motivasi kepadanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid