Gedung Kejagung Jakarta

Jakarta, Aktual.com   Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendorong agar Kejaksaan Agung segera memburu aset-aset terdakwa dan tersangka megakorupsi Asabri, baik di dalam maupun luar negeri.

Karena menurutnya hal tersebut untuk memaksimalkan pengembalian kerugian keuangan negara yang ditimbulkan.

Koordinator MAKI Boyamin Saiman mengatakan sudah saatnya Tim Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung melacak aset-aset yang diduga terafiliasi dengan sejumlah mitra tersangka dan terdakwa.

“Dulu terkendala karena COVID-19, sekarang sudah mereda mestinya bisa dilacak termasuk ke luar negeri,” katanya kepada wartawan, Senin (8/11).

Tak hanya itu, Boyamin juga menyebutkan melandainya kasus COVID-19 dapat dimanfaatkan Tim Penyidik Kejaksaan Agung untuk melakukan pelacakan aset ke sejumlah negara yang diduga tempat terdakwa atau tersangka melakukan pencucian uang.

“Jadi mestinya bisa kerjakan sekarang, sudah bisa masuk Hong Kong, Singapura termasuk Amerika Serikat. Sekarang dilacak lagi agar (pengembalian kerugian negara) mendapatkan hasil maksimal,” paparnya. 

Menurut Boyamin, tim penyidik harus bekerja keras lagi dalam mengusut tuntas kasus Asabri, khususnya soal pengembalian kerugian negara yang mencapai Rp22,78 triliun sehingga siapa pun yang terlibat, baik yang mengatur dan menikmati dapat ditersangkakan.

Boyamin menyinggung soal ada nama terdakwa Asabri yang muncul dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Informasi tersebut perlu ditelusuri oleh Kejagung.

“Ada nama terdakwa Asabri yang muncul di Forbes, maka Kejagung harus lacak informasi di Forbes tersebut terkait harta dari terdakwa tersebut,” kata Boyamin.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid