Jakarta, Aktual.co — Ketua DPP Partai Golkar Melchias Marcus Mekeng menuding bila pelaksanaan Munas Golkar ke IX yang sedang digelar di Nusa Dua, Bali, tidak berjalan fair dan demokratis.

Hal itu menyusul penilaiannya terhadap upaya penjegalan kepada salah satu bakal calon ketua umum partai bentukan Soeharto itu, Airlangga Hartarto.

“Munas Golkar kali ini keterlaluan, penuh dengan manipulasi untuk memenangkan Aburizal Bakrie. Munas ini juga tidak fair dan demokratis,” kata Mekeng dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/12).

Dikatakan Mekeng, para pendukung Aburizal Bakrie melakukan berbagai cara untuk memenangkan Ical menjadi ketua umum Golkar periode 2014-2019.

Pertama, kelompok yang tidak mendukung ARB sebagai calon ketum Golkar periode mendatang diakali oleh panitia penyelenggara Munas. Mereka tidak memperoleh materi Munas seperti jadwal acara, tata tertib, draft sidang komisi hingga pembukaan dimulai, Minggu (30/11) malam.

Akibatnya, kata dia, mereka kebingungan dan sulit merumuskan langkah-langkah dalam dinamika Munas. Sementara pihak yang mendukung Ical sudah mendapatkannya.

Kedua, pendukung Ical berupaya menjegal pencalonan Airlangga Hartarto sebagai ketum Golkar dengan melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang merupakan konstitusi partai.

“Ini kan demokrasi ala Nurdin Halid dan ARB. Tatib pasal 24, yang punya hak suara hanya ketua DPD I dalam pemandangan umum. DPD II kalau diancam takut,” kata dia

Dia mengindikasikan, jika penjegalan itu dilakukan dengan cara membuat pemilihan ketum tidak melalui mekanisme pemungutan suara, melainkan klaim sepihak bahwa Ical dipilih secara aklamasi melalui surat dukungan dari pemilik suara.

“Saya khawatir berbagai manipulasi ini akan memperbesar pertikaian yang kini terjadi pada Golkar, yang akhirnya membuat Golkar terpuruk makin dalam.”

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang