Atas kemajuan yang diberikan Rasullulah SAW tersebut, Kota Madinah yang kecil itu mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap timur dan barat seperti kerajaan Persia dan kerajaan Romawi yang sebagian besar dari wilayahnya mengikuti dakwah Nabi Muhammad yaitu dakwah tauhid meng-esakan Allah, dan dakwah akhlakul karimah yaitu akhlak budi pekerti yang luhur.
“Dimana Islam itu mengajar kedamaian, Islam yang mengajarkan toleransi, Islam yang mengajarkan tasamuh atau toleransi dan keadilan yang dapat menjadikan hampir sebagian besar umat manusia di Timur Tengah dapat menerima Islam dan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul,” ujar pria yang juga Direktur Indonesia Institute for Society Empowerment (INSEP) ini.
Dari pelajaran kesuksesan Nabi Muhammad waktu memimpin di Madinah yang pertama dimana mana Nabi Muhammad ini dapat mengayomi. “Seluruh masyarakat Madinah diayomi oleh Muhammad dengan tidak membedakan antara yang mukmin, yang munafik, yang kafir. Dan emua di dilindungi oleh Rasulullah,” ujanrya.
Yang kedua menurutnya, Rasulullah itu dapat menentramkan. Dimana kalau ada satu suku diserang oleh suku yang lain atau ada sebuah komunitas yang direndahkan oleh komunitas yang lain, maka muslimin yang dipimpin oleh Nabi Muhammad ini dapat memberikan pengayoman kepada mereka.
“Pada waktu itu tidak ada kekerasan, tidak ada teror, tidak ada radikal radikalan itu tidak ada. Yang ada pada waktu itu adalah keras, tegas terhadap orang-orang yang ingkar atau orang-orang yang kafir, tapi kasih sayang diantara mereka diantara muslimin. mukminin dan penduduk Madinah pada waktu itu dapat dijaga oleh Nabi Muhammad,” ujar luusan Pascasarjana Antropologi dari Universitas Indonesia ini.