Maulana Syarif Sidi Syaikh Dr. Yusri Rusydi Sayid Jabr Al Hasani saat menggelar Ta’lim, Dzikir dan Ihya Nisfu Sya’ban (menghidupkan Nisfu Say’ban) di Ma’had ar Raudhatu Ihsan wa Zawiyah Qadiriyah Syadziliyah Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation Jl. Tebet Barat VIII No. 50 Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani hafizhahullah memberikan tuntunan berharga bagaimana seorang Muslim dapat memperbaiki akhlak agar berkepribadian Muhammadi—yakni meneladani akhlak Rasulullah ﷺ. Jalan ini menuntun seorang hamba untuk semakin dekat kepada Allah ﷻ melalui kecintaan kepada Nabi-Nya.

Pertama, dengan banyak membaca sirah Rasulullah ﷺ. Melalui kisah perjalanan hidup beliau, seorang Muslim dapat melihat keteladanan nyata dalam setiap aspek kehidupan: kelembutan, kesabaran, ketegasan, hingga kasih sayang kepada seluruh makhluk. Allah ﷻ sendiri menegaskan bahwa kehidupan Nabi adalah teladan terbaik:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ۝٢١

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab [33]: 21)

Kedua, memperbanyak membaca shalawat kepada Rasulullah ﷺ. Shalawat adalah wujud cinta, pengagungan, sekaligus sarana mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Syekh Yusri menganjurkan agar shalawat dibaca paling sedikit 300 kali setiap hari, dan yang lebih utama hingga 1000 kali atau lebih. Allah ﷻ sendiri memerintahkan hal ini dalam firman-Nya:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ۝٥٦

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab [33]: 56)

Ketiga, bersuhbah dengan orang-orang shaleh. Lingkungan pertemanan sangat memengaruhi perilaku dan akhlak seseorang. Dengan bersama para shaleh, hati akan terdorong untuk meniru kebaikan, menjaga diri dari maksiat, dan senantiasa dekat dengan Allah. Nabi ﷺ bersabda:

“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keempat, memperbanyak ziarah kubur. Amalan ini melembutkan hati, menumbuhkan rasa rendah diri di hadapan Allah, serta mengingatkan manusia akan kefanaan dunia. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Dulu aku pernah melarang kalian ziarah kubur, sekarang berziarahlah karena sesungguhnya ia dapat mengingatkan kalian kepada akhirat.” (HR. Muslim)

Dengan empat wasiat ini—membaca sirah Nabi ﷺ, memperbanyak shalawat, bersuhbah dengan orang shaleh, dan ziarah kubur—seorang Muslim akan terbimbing menuju akhlak mulia dan berkepribadian Muhammadi, sebagaimana akhlak Rasulullah ﷺ yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain