Selamanya mereka dijamu dengan minuman dari cangkir widad (kecintaan) yang tertuang dari lautan kesegaran sehingga berkuasalah orang yang diberi mandat untuk memimpin.

Orang-orang yang bijak pun berhias dari cahaya mereka yang melambung tinggi dan arwah-arwah makhluk pun meraup ketenangan dari imdad atau pancaran ketenangan jiwa mereka yang nyata-nyata sedang dimabuk cinta-Nya.

Berbahagialah orang yang berada dalam naungan mereka, yang senantiasa bermakmum dan mengikuti isyarat teguran mereka.

Beruntunglah orang yang bersahabat dengan mereka dalam keadaan taubat dan pasrah kepada Tuhannya. Ungkapan kami tersebut senada dengan syair berikut ini:

اِسْتَصْحَبِ الْقَوْمِ وَاشْرَبْ مِنْ طَرِيْقِهِم # وَسَلْسَلِ الدَّمْعَ كَيْ تَبْلُغَ وِصَالَهُمو

“Bersahabatlah dengan golongan ahli tasawuf, dan teguklah olehmu (rahasia dan hikmah) dari aliran tarekatnya, alirkanlah airmata (kerinduan bersamanya) agar engkau dapat bersambung dengan mereka”

وَاعْلَمْ بِاَنَّ الّذِي قَدْ رَامَ وَادَّهَمُوا # بِالْعِزِّ اَضْحَى عَزِيزًا مِنْ كَمَاِلِهِمُو

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya seseorang yang menginginkan kemuliaan, di pagi hari ia akan menjadi orang mulia berkat (melalui) kesempurnaan dan sokongan dari sekumpulan mereka (masyaikh tarekat)”

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid