فَكَمْ فَتًى هَامَ عِشْقًا فِي مَحَبَّتِهِمْ # وَكَمْ قَتِيلٍ أَتَى يَرْجُو وِدَادَهُمُو

“Betapa banyak pemuda yang memendam kerinduan atas kecintaan terhadap mereka, dan betapa banyak yang mati terbunuh berkorban demi mengharapkan kecintaan mereka”

أَنَا الْقَتِيلُ غَرَامًا فِي مَحَبَّتِهِمْ # وَلَا أُرِيْدُ سِوَى بِالْقَلْبِ ذِكْرِهِمُو

“Dalam mencintai mereka, akulah yang terbunuh karena rasa rindu, tidak ada yang kuinginkan selain mengingat mereka di lubuk hati”

وَحَقِّ أَوْصَافِ حُسْنٍ فِيْهِم # إِنْ يَقْبَلُونِي فَيَا عِزِّيْ بِقَبْرِهِمُو

“(Yang kuharap) hanyalah haknya sifat-sifat terpuji yang ada pada mereka, (karenanya) jika mereka menerimaku di tempat persemayaman (kuburan) mereka, betapa itulah kebanggaanku”.

Al Mahbub (Yang Maha Dicintai) yaitu Allah SWT Bertajalli pada mereka, sehingga mereka pun benar-benar telah dapat menyaksikan keajaiban-keajaiban alam ghaib.

Merekalah para raja yang mampu memberdayakan atau mengendalikan (alam) atas kewenangan yang diberikan oleh Allah SWT Sang Pemilik para raja, mereka ditarik hingga mencapai derajat tertinggi di dalam suluk.

Maha Suci Dzat Yang Telah memberikan nikmat kepada mereka dengan karunia-Nya, Yang Telah menganugerahkan atas mereka limpahan karunia, kedermawanan dan kemuliaan-Nya dan Maha Suci Allah Yang Telah Menyebut mereka dialam tertinggi diantara para malaikat, para wali, para kekasih dan para pecinta-Nya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid