Dimana disetiap pemondokan ini dipersilahkan untuk beristirahat dan dijamu dengan makan berat tanpa dipungut biaya sepeser pun. Jam berapapun mereka datang, padepokan ini selalu terbuka untuk para ahbab sidy Abul Hasan As Syadzuli.
Para penduduk di sekitar pemakaman sangatlah ramah, dimana kita tidak pernah menjumpai mereka mengulurkan tangannya kepada para penziarah. Toko-toko sekitar pemakaman juga menyediakan makanan-makanan kering, dengan harga yang tidak berbeda dengan harga di kota Kairo.
Meski mereka belanja dari kota Aswan yang jaraknya 300 KM, dan tidak ada kendaraan umum sama sekali. Begitulah akhlak para penduduk yang berada di sekitar seorang wali Qutub Ra.
Kemegahan masjid akan sangat terlihat ketika kita melihat dari bukit Humaitsarah, yang dibangun dengan bahan-bahan bangunan yang diangkut dari kota Aswan, dengan arsitektur bangunan yang nyaman ketika waktu musim dingin dan musim panas. Yaitu bangunan dengan atap tinggi, tembok sangat tebal, sehingga kita tidak akan merasakan kepanasan…
Laporan: Abdullah Alyusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid