Warga menanti saat berbuka puasa (ngabuburit) di pelataran Masjid Terapung Amirul Mukminin, Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (8/6). Sebagian umat muslim di Makassar memilih menunggu saat berbuka puasa bersama keluarga dan kerabat di Anjungan Pantai Losari Makassar sambil menikmati matahari tenggelam (sunset). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/aww/16

Jakarta, Aktual.com – Corps Da’i Dompet Dhuafa (cordofa) beberapa saat lalu terbang ke negeri pizza Italy dengan tujuan untuk KBRI Roma melaksanakan safari ramadan serta dialog ke Islaman. Dalam safari ramadan kali ini rombongan Cordofa disambut oleh Ketua Kelompok Kajian An-Nur.

“An-nur merupakan organisasi kecil guna menaungi kegiatan keislaman warga Indonesia yang tinggal di kota Roma dan sekitarnya,” kata Muhammad Ilyas dalam siaran pers yang diterima aktual.com, Jumat (1/7).

Dikatakan Ilyas kalau dalam safari ramadan yang dilaksanakan terasa berbeda seperti yang dialami olehnya. Karena menurutnya melaksanakan ibadah puasa di negeri pizza tersebut sangatlah berbeda yang dialami di Indonesia.

“Ramadhan di Italia terasa berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Indonesia. Nuansa puasa tentunya tidak ada disini. Islam merupakan agama minoritas di negeri Pizza. Yang semarak justru nobar jika Italia main, apalagi jika menang, hingga tengah malam masih terdengar suara teriakan ekspresi kegembiraan di Bar-bar kota Roma. Walhasil, ujian puasa lebih berat di musim panas ini,” paparnya.

Menurutnya melaksanakan puasa di negeri pizza memiliki durasi waktu yang panjang, sementara untuk durasinya malamnya sangat pendek dan sangatlah berbeda dengan negaranya sendiri.

“Subuh pukul 03.20 , magrib pukul 20.51 sedangkan isya pukul 22.30 membuat kami harus selalu standby dengan alarm atau begadang malam sekaligus menunggu waktu sahur,” imbuhnya.

Lebih lanjut Ilyas menambahkan kalau dirinya dalam menjalankan ibadah puasa di Italy juga hampir idak terdengar adzan yang mengingatkan waktu shalat dan berbuka puasa. “Satu-satunya masjid di kota Roma adalah “Grand Mosque” yang dibangun oleh Kerajaan Saudi dan partisipasi negeri-negeri muslim lainya termasuk Indonesia. Di masjid ini setiap hari diadakan buka bersama,” katanya.

Lebih jauh Ilyas menambahkan bahwa selama hari kerja di bulan Ramadhan KBRI Roma Corfdofa mengadakan kegiatan diskusi ke Islaman di mushallah KBRI. Dalam diskusi yang diselenggarakan tersebut sambung Ilyas terlihat para diplomat dan staf yang beragama Islam antusias mengikuti kajian dan diskusi lepas dzuhur.

“Ibu-ibu yang tergabung dalam Dharma Wanita Persatuan (DWP) secara rutin tiap rabu, jumat dan minggu mengadakan kajian ke Islaman dan diskusi,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid