“Kita belum bisa mendorong ekspor secepat yang diharapkan, sehingga masih menjadi ketidakseimbangan di neraca perdagangan. Ini yang masih kurang di pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan III-2018 tumbuh sebesar 5,17 persen, sehingga secara kumulatif ekonomi nasional ikut tumbuh 5,17 persen.
Konsumsi rumah tangga pada periode ini tercatat tumbuh 5,01 persen, diikuti ekspor 7,52 persen, pembentukan modal tetap bruto 6,96 persen dan konsumsi pemerintah 6,28 persen.
Namun, pengeluaran yang tumbuh tinggi pada triwulan III-2018 adalah konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) yaitu 8,54 persen, karena tahapan pemilihan umum serentak telah dimulai.
Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah tingginya pertumbuhan impor pada periode ini hingga mencapai 14,06 persen, karena peningkatan nilai impor barang yang tercatat sebesar 49,72 miliar dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid