Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan) dan Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli (tengah) berbincang dengan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri (kiri) sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/2). Rapat tersebut membahas soal pembentukan holding BUMN agar BUMN makin kuat, efektif dan kompetitif. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16.

Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan Indonesia saat ini fokus membangun kemitraan dagang dengan Uni Eropa melalui Common Economic Partnership Agreement (CEPA).

“Lebih tepat supaya kita fokus dalam kesepakatan dagang dengan Uni Eropa dengan apa yang disebut sebagai Common Economic Partnership Agreemet,” kata Rizal R ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (8/4).

Rizal menyebutkan dengan negara-negara Eropa, Indonesia bisa mempercepat proses kesepakatan dan diperkirakan dapat selesai akhir 2016.

“Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa selesai, kami koordinasi dengan Kemendag, kami diwakili salah satu deputi kami menjadi co chairman dalam negosiasi dengan Eropa,” kata Rizal Ramli.

Ia menyebutkan saat fokus pemerintah adalah dengan Eropa, setelah itu baru lihat lainnya.

Rizal Ramli mengatakan Eropa lebih antusias menjalin kerja sama dengan Indonesia dan negara lain di ASEAN.

Ia mencontohkan kerja sama Eropa dengan Filipina. Ekspor Filipina ke Eropa berupa makanan tarifnya nol persen berdasar kesepakatan itu.

“Sementara untuk Indonesian, ekspor sea food dan nanas masih kena tarif 20 persen, jadi kalau ada kesepakatan akan menguntungkan kedua belah pihak,” katanya.

Ia menyebutkan ada tim negosiasi dari Kemendag dan Deputi Kemenko Kemaritiman yang nanti akan membahas hal itu.

Rizal Ramli menyebutkan dunia makin terbuka sehingga mau tidak mau kompetisi akan terjadi.

“Cuma dalam kaitannya dengan Trans Pacific Partnership atau TPP tentu kita harus pelajari apa-apa yang kita lemah dan harus diperbaiki,” katanya.

Ia menyebutkan di AS saat ini juga sedang musim pemilihan presiden dan kemungkinan besar pembahasan TPP tidak akan selesai selama pemerintahan Barack Obama.

“Bahkan kalau Donald Trumph terpilih sebagai Presiden, bisa-bisa TPP dicoret,” kata Rizal Ramli.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan