Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam acara Demo Day Knalpot Aftermarket yang digelar Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) di Jakarta, Senin (25/3/2024). ANTARA/Aji Cakti

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebutkan pentingnya Standard Nasional Indonesia (SNI) untuk knalpot “aftermarket” yang diproduksi oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

“Kalau sudah ada SNI maka konsumen tidak lagi takut untuk membeli knalpot ‘aftermarket’, karena sudah terstandardisasi sehingga tidak lagi terkena razia. Nanti ada aturan yang sama yang kita pegang yakni SNI,” ujar Teten dalam acara Demo Day Knalpot Aftermarket yang digelar Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) di Jakarta, Senin (25/3).

Teten menyatakan bahwa saat ini knalpot aftermarket belum memiliki regulasi SNI yang khusus, oleh karena itu, pihak terkait sedang berupaya keras untuk menciptakan regulasi SNI yang sesuai untuk produk tersebut agar terdapat dasar yang seragam bagi semua pelaku industri.

“Jadi semua harus terukur. Alhamdulillah hari ini kita semua mendukung industri ini. Intinya itu,” katanya.

Menurutnya, langkah ini dipicu oleh insiden beberapa waktu lalu di mana beberapa pengendara motor yang menggunakan knalpot brong menjadi sasaran razia oleh petugas.

“Saya kira itu setuju harus ditindak, karena kita sudah memiliki aturan bahwa batas emisi dan kebisingan. Namun jangan kemudian ditutup industrinya karena dampaknya sekarang saya sudah mendengar bahwa para produsen knalpot aftermarket mengalami penurunan omzet, padahal produk knalpot ini merupakan produk UMKM dalam negeri dan bahkan ada yang sudah masuk ke pasar luar negeri. Artinya secara kualitas dan dari segi harga UMKM knalpot Indonesia bisa kompetitif.” katanya.

Potensi ekonomi dari produsen UMKM knalpot aftermarket ini mencapai sekitar Rp60 miliar, dengan melibatkan sekitar 300 ribu perajin knalpot.

“Saya kira kalau sudah distandardisasi nantinya pasti meningkat,” ujar Teten.

Dia menekankan bahwa pasar terbesar knalpot aftermarket ada di dalam negeri. Jika omzet produsen UMKM knalpot mengalami penurunan karena razia terhadap knalpot brong, pemerintah harus mencari solusi karena mengusung Gerakan Bangga Buatan Indonesia.

Melalui kegiatan Demo Day Knalpot Aftermarket hari ini, Senin (25/3), Teten berharap industri otomotif, termasuk perajin knalpot aftermarket, dapat kembali pulih.

Pemerintah juga mendorong penggunaan produk dalam negeri, dengan target 40 persen belanja pemerintah untuk produk lokal.

“Ini artinya apa? Pak Presiden RI juga memiliki kebijakan untuk hilirisasi atau industrialisasi, jadi pemerintah mendukung penguatan industri nasional dan penggunaan produk dalam negeri, termasuk suku cadang otomotif di mana salah satunya adalah knalpot. Oleh karena itu kita membuat kegiatan Demo Day ini supaya semua pihak memiliki komitmen untuk mendukung produk dalam negeri,” kata Teten.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Sandi Setyawan