“Saya ingatkan, ini tidak hanya di Indonesia, jaringan terorisme internasional seperti ini bisa muncul di mana saja,” ucap Wiranto.

Selain itu, ada juga ancaman jenis lain yang bersifat non-militer. Misalnya, kejahatan transnasional terorganisir, bencana alam, dan siber.

Menurut purnawirawan jenderal bintang empat ini, kompleksitas ancaman bukan hanya karena lingkungannya yang transnasional, tapi juga karena bisa saling terkait antara satu jenis ancaman dengan yang lainnya.

Ia mencontohkan, krisis Rohingya jika tidak diselesaikan dengan tuntas bisa muncul masalah lain, “drugs”, perdagangan manusia dan terorisme. Efek berlapis ini bisa merambat ke antarnegara.

“Ketegangan di Semenajung Korea yang belum jelas arahnya meskipun ada peluang baru untuk reunifikasi. Oleh karenanya, diperlukan kehati-hatian agar tidak berdampak buruk terhadap stabilitas kawasan kita,” tutur Wiranto.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid