Ankara, Aktual.com- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu telah menjelaskan kepada Menteri LUar Negeri Amerika Serikat John Kerry perihal keterlibatan ulama Fethullah Gulen dalam aksi percobaan kudeta yang terjadi, Sabtu (16/7). Penjelasan itu disampaikan oleh Mevlut melalui sambungan telepon.

Namun tidak ada pembahasan mengenai rencana ekstradisi dalam pembicaraan tersebut. Mevlut hanya menjelaskan Gulen merupakan otak dibalik upaya penggulingan kekuasaan dengan menggerakkan satu faksi dalam angkatan bersenjata yang setia kepada Gulen. Namun percobaan kudeta itu dapat digagalkan.

Setidaknya 161 orang terbunuh dalam aksi tersebut.

“Topik ektradisi tidak muncul dalam pembicaraan kami kemarin. Namun saya katakan langsung sekali lagi bahwa ini adalah sebuah usaha oleh Gulen yang tinggal di negara mereka, dan strukturnya berada dalam militer,” kata Cavusoglu dalam satu wawancara di Ankara.

Presiden Turki Tayyip Erdogan secara resmi menyebut gerakan keagamaan Gulen sebagai kelompok teroris pada Mei dan ia mengatakan ia akan mengejar para anggotanya. Turki telah lama mengajukan permintaan Gulen diekstradisi dari AS.

Cavusoglu mengatakan militer sekarang perlu “dibersihkan” dari pengaruh Gulen.

“Bila pembersihan selesai, militer kami akan lebih kuat, tentara kami lebih kuat, memberikan dukungan dan koordinasi lebih baik kepada NATO,” katanya.

Menurut dia, tentara di pangkalan angkatan udara Incirlik, di bagian selatan Turki, digunakan oleh militer AS untuk melancarkan serangan-serangan udara terhadap para militan IS di Suriah, terlibat dalam usaha kudeta dan mereka ditangkapi.

“Bila operasi-operasi ini rampung, kami akan melanjutkan perang kami terhadap Daesh (IS) bersama negara-negara yang tergabung dalam koalisi, atau dalam kerangka kerja NATO, dan memeulai kembali kerja sama dengan NATO,” kata Cavusoglu.

Ia juga mengatakan para sekutu Turki, termasuk sekutu dari negara-negara anggota NATO di Barat dan kekuatan-kekeuatan regional seperti Arab Saudi, Qatar dan Iran telah menunjukkan dukungan jelas bagi pemerintahan terpilih Turki dan mengeluarkann kutukan atas usaha kudeta tersebut.

Presiden ingin dibunuh Presiden Tayyip Erdogan telah menuduh para pelaku kudeta berusaha membunuhnya, dan melancarkan pembersihan di tubuh angkatan bersenjata, yang menggunakan kekuatan untuk mengadakan sebuah kudeta berhasil lebih 30 tahun lalu.

“Mereka akan membayar mahal atas hal ini,” kata Erdogan, yang mendapat protes-protes terhadap pemerintahannya tiga tahun lalu. “Pergolakan ini merupakan pemberian dari Tuhan kepada kita karena akan jadi alasan untuk membersihkan tentara kita.” Sebuah saluran televisi melaporkan bahwa pembersihan di jajaran instansi keadilan juga sedang berjalan.

Diberitakan bahwa sejumlah panglima militer ditahan oleh para pelaku kudeta, kata seorang menteri. Pada Sabtu malam masih ada kantung-kantung pemberontak tetapi pemerintah menyatakan situasi sepenuhnya terkendali, dengan menyatakan 2.839 orang telah diamankan mulai dari prajurit berpangkat rendah hingga perwira, termasuk mereka yang membentuk “tulang punggung” pemberontakan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara