Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berpose sebelum mengikuti pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/7). Presiden Joko Widodo melakukan perombakan terhadap 12 menteri dan satu kepala badan dalam Kabinet Kerja. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/pd/16.

Jakarta, Aktual.com – Investor asal Tiongkok, Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co Ltd menyatakan minatnya membangun industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dengan nilai investasi sebesar 100 juta dollar AS.

“Kami tentunya menyambut baik minat Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co Ltd yang ingin berinvestasi di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat siaran pers di Jakarta, Selasa (6/9).

Airlangga juga menyampaikan beberapa opsi lokasi investasi seperti di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, mengingat masih luas lahannya dan tenaga kerjanya yang tersedia cukup terampil.

Hal itu disampaikan Politikus Partai Golkar itu sebagai salah satu hasil kunjungan kerja mendampingi Presiden Joko Widodo ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) beberapa hari lalu dalam rangka menghadiri KTT G-20 di Hangzhou.

Selain itu, Airlangga juga sempat menjadi narasumber pada Indonesia Business Forum di Shanghai.

Airlangga mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan jajaran manajemen Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co Ltd di Shanghai.

Pada kesempatan itu, ia didampingi Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Harjanto serta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani.

“Kami meminta kepada mereka agar dapat melakukan kerja sama dengan local partner,” ujar Airlangga.

Sementara itu, lanjutnya, pihak Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co Ltd sempat menanyakan tentang insentif investasi serta ketersediaan energi bagi industri TPT.

Airlangga menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah melakukan deregulasi kebijakan ekonomi untuk mengurangi aturan-aturan yang dapat menghambat perkembangan industri dan bisnis di Indonesia. Hingga saat ini, sebanyak 13 paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan.

“Pemerintah juga tengah mengkaji penurunan harga gas yang kompetitif bagi industri, termasuk untuk sektor TPT. Hal ini untuk meningkatkan daya saing industri tersebut,” tuturnya.

Di samping itu, tambah Airlangga, bagi industri yang memenuhi syarat akan diberikan insentif khusus seperti tax holiday, tax allowance, dan pembebasan bea masuk bagi industri tertentu dalam rangka investasi.

Airlangga menambahkan, selain Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co Ltd yang ingin berinvestasi di Indonesia, China Railway Construction Corporation (CCRC) juga sudah sepakat menyusun mekanisme kerja sama dengan Kemenperin RI untuk meningkatkan SDM dan daya saing industri kedua negara dalam waktu dekat.

CRRC merupakan industri yang bergerak di sektor manufaktur serta jasa konstruksi kereta cepat, jembatan, terowongan dan proyek-proyek infrastruktur lainnya.

Komitmen 271 Proyek Tiongkok menyatakan komitmennya pada 271 proyek investasi di Indonesia pada kuartal II/2016, demikian disampaikan Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Harjanto usai mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pertemuan G20.

“Tiongkok telah berkomitmen pada 271 proyek investasi di Indonesia dengan total nilai sebesar 925 juta dollar AS yang kontribusi utamanya dari sektor industri baja, permesinan, elektronik, makanan, semen dan beberapa industri strategis lainnya,” kata Harjanto.

Harjanto juga mengatakan, dengan terus meningkatnya investasi Tiongkok di Indonesia, diharapkan akan membawa efek positif bagi perekonomian nasional, bahkan bagi peningkatan daya saing industri dalam negeri.

Beberapa investasi Tiongkok di Indonesia yang sudah berjalan antara lain PT Sulawesi Mining Investment yang bergerak pada bidang pertambangan nikel dengan kapasitas 300.00 ton per tahun dengan nilai invetasi sebesar 636 juta dollar AS di Morowali Industrial Park, Sulawesi Tengah.

PT Sulawesi Mining Investment merupakan smelter nikel pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Arc Furnace Rotary Kiln.

Selanjutnya, PT Virtue dragon Nickel Industry yang bergerak di bidang pengolahan ferronikel di Konawe, Sulawesi Tenggara dengan nilai investasi sebesar 5 miliar dollar AS dengan kapasitas 600.000 ton per tahun.

“Ada juga, Anhui Conch Cement Company yang bergerak di bidang industri semen dengan total investasi sebesar 5,7 miliar dollar AS dan kapasitas produksi sebesar 20 juta ton per tahun,” ungkap Harjanto.

Di Indonesia, Anhui Conch Group akan membangun lima integrated plant dan satu grinding plant di Kalimantan Selatan, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Papua Barat.

Pada acara Indonesia Business Forum di Shanghai, Menperin Airlangga menawarkan empat kawasan industri di Indonesia yang telah siap bekerjasama dengan investor asing.

Keempat kawasan industri tersebut yakni Kawasan Industri Dumai, Riau; Kawasan Industri Industrial Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur; Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah; dan Kaltim Industrial Park di Bontang, Kalimantan Timur.

“Kami juga mengundang para investor Tiongkok untuk memanfaatkan peluang investasi di Indonesia seperti industri hilir mineral, gasifikasi batubara dan petrokimia, industri berbasis agro, galangan kapal serta komponen otomotif,” sebut Airlangga.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan