Makassar, Aktual.com – Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan tentang pentingnya revolusi industri 4.0 yang justru mampu mengoptimalkan seluruh teknologi serta pemangku kepentingan dengan kerja sederhana.

Mensesneg Pratikno pada acara Forum Rektor Unhas di Makassar, Jumat (16/2), mengatakan kekuatan atau perusahaan yang besar dan kokoh pada akhirnya bisa ambruk dengan orang yang kecil namun penuh inovatif seperti yang terjadi pada Blue Bird dan Go-car.

“Banyak contoh namun yang ingin saya katakan, revolusi industri 4.0 ini paling memberikan efek begitu besar dan mampu memorak-porandakan. Sebab melalui teknologi digitalisasi data analotik, itu bisa mengoptimalkan seluruh teknologi atau ‘stakeholder’ yang ada dengan sederhana,” katanya.

Ia menjelaskan jika dibandingkan dengan revolusi industri satu, dua dan tiga, ternyata itu begitu lambat sampai ke masyarakat. Namun dengan revolusi industri 4.0, hal itu begitu cepat karena didukung digitalisasi dan teknologi.

Terkait dengan revolusi industri 4.0, kata dia, pemerintah memiliki kekhawatiran tersendiri, yakni jika masyarakat justru mengaku hal itu sesuatu yang biasa dan bahkan tidak sampai ikut khawatir.

Jika hal itu demikian, katanya, maka usaha yang dilakukan kemungkinan tiba-tiba ambruk tanpa peringatan, termasuk tentunya dalam dunia pendidikan.

“Perusahaan dalam mencari pekerja tidak lagi mencari ijazah ke depan. Pengusaha hanya melihat portopolio, eksperimen,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo pada Pembukaan Konvensi Kampus XIV dan Temu Tahunan XX Forum Rektor Indonesia Tahun 2018 yang dilaksanakan di Gedung Baruga Andi Pangeran Pettarani, Universitas Hasanuddin, Kota Makassar, Kamis, juga menyampaikan bahwa revolusi industri 4.0 yang sedang berlangsung, harus diantisipasi secara serius.

“Digitilalisasi, ‘computing power’ dan ‘data analytic’ telah melahirkan terobosan-terobosan yang mengejutkan di berbagai bidang, yang men-disrupsi kehidupan kita. Bahkan men-disrupsi peradaban kita, yang mengubah lanskap ekonomi global, nasional, dan daerah serta laskap politik global, nasional dan daerah. Lanskap interaksi global, nasional, dan daerah. Semuanya akan berubah,” tutur Kepala Negara.

Revolusi industri 4.0 memang membawa beberapa akibat negatif, seperti media sosial pembawa berita bohong, juga pergeseran model-model bisnis yang mengakibatkan beberapa jenis pekerjaan tidak lagi dibutuhkan.

Teknologi “cyber-physical”, misalnya ditandai dengan munculnya “autonomous vehicle” atau mobil tanpa awak.

Selain itu, “three-d-printing” yang bisa membuat barang secara sempurna dengan cara yang cepat dan murah dan “advanced robotic” yang bisa mengambil alih peran manusia.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara