Menurut Amran, masalah panjangnya rantai pasok tidak hanya terjadi pada telur ayam, melainkan juga pada komoditas lain, salah satunya bawang merah.

Oleh karena itu, ia mengharapkan seluruh pihak baik asosiasi, pengusaha dan pedagang untuk menata agar rantai pasok bisa lebih singkat.

“Ini yang harus kita tata, bukan telur saja, bawang merah di lapangan biasanya Rp12 ribu sampai Rp13 ribu, tapi di konsumen Rp36 ribu, berarti naik 200-300 persen. Bukan tugas kementerian saja, tetapi tugas kita semua,” ungkapnya.

Ada pun untuk menekan tingginya harga telur ayam sejak sepekan terakhir berkisar pada Rp25.000 sampai Rp30.000 per kg, Kementerian Pertanian menggelar operasi pasar telum ayam murah dengan harga Rp19.500 per kg.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid