Jakarta, Aktual.com – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) RI Yandri Susanto menyebut Muhammadiyah mempunyai pengalaman top untuk ikut memajukan daerah di Indonesia.
“Karena Muhammadiyah itu kan sumber daya manusianya bagus-bagus, sementara sumber daya manusia sangat menentukan program berhasil atau tidak,” kata Mendes PDT Yandri Susanto pada kegiatan Musyawarah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah di Solo, Sabtu (21/12).
Ia berharap agar Muhammadiyah dengan tingkatan yang ada di bawahnya, yakni Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), atau ranting agar bisa berkolaborasi dengan desa.
“Bisa jadi cara mereka nanti di kecamatan ini pembinaan dari Muhammadiyah berapa desa. Sesuai yang saya maksud desa tematik, mereka melakukan pendampingan dari mulai pemberdayaan, kan sudah ada Dana Desa, pemasaran, packaging, dan sebagainya,” kata Mendes PDT.
Ia berharap dengan adanya kerja sama antara Muhammadiyah dengan desa, maka potensi yang ada di pedesaan bisa digarap dengan baik.
“Muhammadiyah punya pengalaman top di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan. Itu bisa direplikasi untuk meningkatkan ekonomi di desa, mungkin desa wisata, desa agro, desa tematik. Polanya bagaimana saya tunggu rekomendasi Musyawarah Pimpinan Muhammadiyah. Saya tunggu desa mana yang akan dijadikan pilot project di Jawa Tengah,” katanya.
Meski tidak menentukan target terjalinnya kerja sama antara Muhammadiyah dengan desa, ia berharap agar hal tersebut lebih cepat terlaksana.
“Saya kira lebih cepat lebih baik, karena Dana Desa akan turun pada tahun 2025, dimana saya sudah tetapkan di Permendes, minimal sekurang-kurangnya 20 persen dari Dana Desa itu ketahanan pangan, boleh 30 persen, boleh 25 persen. Kalau Dana Desa Rp1 miliar, artinya ada Rp200 juta untuk ketahanan pangan” katanya.
Ia mengatakan dana untuk ketahanan pangan bisa digunakan budi daya tanaman pangan, seperti cabai dan tomat. Ia berharap dengan upaya tersebut angka pengangguran dapat berkurang dan swasembada pangan akan tercapai.
“Ujungnya makan siang bergizi akan menjadi pemasok bahan bakunya, di situ kolaborasi Muhammadiyah dan desa bisa dipadukan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra