“Apalagi ditambah dengan bertambahnya jumlah kamar-kamar hotel di Yogyakarta yang juga mempengaruhi market share-nya,” kata dia.
Kendati demikian, untuk menahan terus menurunnya okupansi, menurut dia, para pengelola hotel berbintang di Yogyakarta menggencarkan program promo hingga peluncuran paket buka puasa bersama (bukber). “Bukber sangat diminati warga Yogyakarta karena harga paket bukber relatif murah di bawah Rp100.000 per pack dibandingkan Jakarta,” kata dia.
Executive Secretary Hotel 1O1 Yogyakarta, Pipin mengakui adanya tren penurunan okupansi hingga saat ini.
Menurut dia, rata-rata okupansi di Hotel 1O1 Yogyakarta biasanya mencapai 50-100 persen, namun saat ini merosot menjadi 35-60 persen. Meski begitu, Penurunan okupansi itu, menurut Pipin belum secara signifikan dipengaruhi kondisi Gunung Merapi.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, menurur dia, penurun lebih dipengaruhi masuknya masa low season selama bulan Ramadhan. “Dari Merapi belum terlalu signifikan. Pembatalan yang diakibatkan kondisi Merapi juga belum ada,” kata dia.
Ant
(Wisnu)