Bandung, Aktual.com – Meski pernyataan Menpora Imam Nahrawi tentang pertandingan sepak bola PON XIX/2016 tanpa babak kualifikasi membingungkan, PB PON XIX/2016 tetap mencermati dan merespon kemungkinan itu sebagai antisipasi.

“Kami masih bingung, karena hal itu baru pernyataan lisan Menpora, tapi kami merespon dan mengantisipasinya,” kata Ketua Bidang Pertandingan PON XIX/2016 Ucup Yusuf di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/6).

Bahkan dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Kemenpora untuk membahas hal itu bersama KONI Jabar dan KONI Pusat.

Ia menyebutkan, setelah PSSI dibekukan, PB PON XIX/2016 kebingungan dengan mekanisme penyelenggaraan babak kualifikasi cabang sepak bola. Karena dengan pembekuan itu maka tidak jelas siapa yang berhak dan bertanggung jawab menggelar babak seleksi cabang itu.

Di sisi lain mekanisme pertandingan cabang sepak bola dilakukan melalui babak kualifikasi. Dari 34 provinsi, rencananya babak kualifikasi akan digelar menjadi lima grup atau zona wilayah untuk menyeleksi 14 tim yang akan berlaga. Sedangkan tuan rumah PON dan juara bertahan otomatis lolos ke babak utama.

“Kami akan bahas dan diskusikan masalah ini dengan Kemenpora. Prinsipnya bila tanpa babak kualifikasi tidak ada masalah kami siap menggelar, namun harus ada rekomendasi dan acuannya surat dari Kemenpora dan tentunya persetujuan dari KONI Pusat,” kata Ucup Yusuf.

Ia menyebutkan tidak akan menunggu lama untuk menyelesaikan cabang sepak bola itu, dan diharapkan dalam sebulan ke depan harus sudah ada keputusannya sehingga menjadi pegangan bagi PB PON.

“Hal ini tidak bisa dilama-lamakan, harus segera ada kepastian, karena akan segera memasuki bulan-bulan babak kualifikasi bila itu harus ditempuh,” katanya.

Namun demikian, sebelum ada keputusan terbaru, PB PON XIX/2016 Jabar tetap berpegangan kepada penyelenggaraan pertandingan cabang sepak bola melalui babak kualifikasi.

Terkait kemungkinan pertandingan sepak bola tanpa kualifikasi, kata Ucup Yusuf akan berindikasi pada pembengkakan anggaran akomodasi, biaya pertandingan dan juga menambah panjang jadwal pertandingan.

“Jelas akan terjadi pembengkakan anggaran akomodasi, jumlah pertandingan dan juga jadwal pertandingan menjadi lebih lama lagi. Penambahan anggaran ini juga perlu diperhatikan karena menyangkut dana yang tidak sedikit,” katanya.

Sementara itu, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jabar juga mendukung langkah PB PON XIX/2016 untuk melakukan konsultasi dan komunikasi dengan kantor Kemenpora dengan.

Sekum KONI Jabar MQ Iswara menyebutkan, hal itu harus segera ada kejelasan dan akan menanyakan kepastian pernyataan Menpora Imam Nahrawi yang menginginkan cabang olahraga sepak bola PON XIX/2016 tanpa babak kualifikasi itu.

Pasalnya akan terjadi pembengkakan dari berbagai sisi. Tak hanya anggaran, tapi juga dari sisi waktu lebih panjang, kesiapan sarana prasarana, akomodasi, hingga SDM.

“Jangan sampai Jabar kena getahnya,” kata Sekretaris Umum KONI Jabar itu menambahkan.

Artikel ini ditulis oleh: