Jakarta, Aktual.com – Mantan Ketua Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas, Faisal Basri yang juga merupakan Ekonom Universitas Indonesia (UI) tak habis pikir aksi korporasi yang akan menggabungkan PT PGN (Persero) Tbk ke dalam struktur bisnis PT Pertamina (Persero).
Menurutnya apa yang dilakukan itu jauh dari akar masalah sesungguhnya yang sedang dihadapi Indonesia. Berdasarkan perhitungannya, cadangan minyak yang dimiliki Indonesia hanya mampu bertahan dalam waktu 12 tahun jika tidak ada temuan cadangan baru.
Namun herannya yang dilakukan Pertamina bukannya difokuskan untuk mengoptimalkan sektor hulu, namun malah ingin mencaplok PGN yang mengurus gas, lebih-lebih aktifitasnya di sektor hilir.
“Minyak kita hanya bertahan 12 tahun kalau tidak ada penemuan baru. Jadi masalah kita ini lebih pada masalah minyak, tapi kenapa yang di urus hanya masalah migas, masalah holding ini. jadi kita bertanya tanya, apa sih agendanya holding ini? ujar Faisal Basri di Jakarta, Selasa (8/11).
Oleh karena itu sarannya, sebaiknya Pertamina difokuskan kembali mengoptimalkan eksplorasi serta potensi yang ada agar meningkatkan cadangan energi nasional serta menekan impor.
“Ayo kita kerja keras optimalkan potensi yang ada supaya hasrat untuk mengimpor itu tidak menggelora,” tandasnya.
(Laporan: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka