Impor Cangkul China
Impor Cangkul China

Jakarta, Aktual.com – Pengamat masalah pertanian Gede Sedana menilai, kebijakan pemerintah mengimpor mata cangkul puluhan ribu unit dari Tiongkok menjadikan pembangunan pertanian di Indonesia semakin miris.

“Padahal para petani sejak awal selalu bersenjatakan cangkul untuk pergi ke lahan pertanian di sawah maupun kebun,” kata Dr Gede Sedana yang juga Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendera Denpasar, Kamis (17/11).

Ia mengatakan, pembangunan pertanian di Indonesia berorientasi pada agribisnis, integrasi antara industri hulu dengan pertanian serta industri hilir menjadi sesuatu yang mutlak.

Dengan demikian kegiatan pertanian pada level produksi, para petani sangat membutuhkan produk atau barang yang dihasilkan oleh industri hulu, seperti agro input sebagai sarana produksi dan alat serta mesin-mesin pertanian, termasuk cangkul.

Ketersediaan sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan sarana pendukung lainnya harus tersedia secara lokal dan sangat mudah untuk diakses, diperoleh oleh petani untuk mendukung kegiatan produksinya, ujar Gede Sedana.

Oleh sebab itu alat-alat pertanian seperti cangkul yang harus dapat disediakan oleh industri penghasil cangkul. “Patut dipertanyakan ke mana para produsen atau pengusaha cangkul tersebut,” tanya Gede Sedana.

Ia mengingatkan, dari aspek konsumen potensi kebutuhan mata cangkul sangat besar bagi petani di Indonesia. Bahkan pelaku produsen cangkul yang dulu dikelola melalui industri rumah tangga (tukang pande) dapat menghasilkan mata cangkul yang kualitasnya bagus.

Untuk itu Pemerintah sebagai regulator hendaknya memikirkannya adanya dukungan untuk membangun industri pembuat mata cangkul sehingga mereka dapat memproduksi secara efisien.

Gede Sedana menambahkan, dalam konteks pertanian, pembangunan industri hulu merupakan subsistem dari sistem agribisnis yang menyediakan kebutuhan proses produksi produksi.

Ketersediaan agroindustri hulu sangat dibutuhkan untuk menjamin para petani (sektor pertanian) untuk memperoleh peningkatan produktivitas melalui kegiatan produksi.

“Keberadaan industri yang menghasilkan mata cangkul berskala kecil, menengah dan besar memiliki fungsi yang sama dengan agroindustri lainnya seperti industri yang menghasilkan pupuk dan pestisida yang menjadi bagian dari subsistem penyediaan sarana produksi, alat dan mesin pertanian,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka