Jakarta, Aktual.com – Dari 74.960 desa di Indonesia, 580 desa turut terdampak penyebaran pandemi Covid-19.

“Jika dibandingkan jumlahnya sangat rentan, karena dari 74.960 desa di Indonesia, hanya 580 desa yang terdampak, artinya memang sangat sedikit memang Covid-19 ini menyentuh desa,” Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi, melalui Bincang Khusus, Senin (22/3).

Mengingat musim mudik tahun ini diperbolehkan, Budi meminta kebijakan mudik dikaji lagi dengan serius.

Bahkan Budi menyarankan, desa dan daerah tertinggal juga harus divaksinasi, agar program nasional ini lebih sukses pelaksanaannya.

“Dari kerumunan orang yang akan mudik tersebutlah, ini bisa menyebabkan menumbuhkan potensi pandemi Covid-19, dan maka dari itu menurut kami musti dikaji dengan serius. Kalau bisa vaksinisasi Covid-19 bisa sampai ke desa atau bisa dibalik yang boleh vaksin yang sudah vaksin,” jelas Budi.

Budi juga membandingkan dengan arus mudik di tahun 2020 lalu. Menurutnya kebijakan yang diambil pada saat itu oleh presiden terkait pelangarangan mudik itu sudah sangat tepat.

“Karena pelarangan mudik di tahun 2020 itu, pandemi covid-19 di desa relatif sedikit terkena dampaknya, yang kita tahu, sebelum larangan mudik diatur diketahui penduduk yang mudik itu ada 20 juta orang, dan menurut data yang ada desa yang terdapat diluar Jakarta itu ada 22475 desa,” jelasnya kembali.

“Jadi bisa dibayangkan jika ada 20 juta yang mudik ke desa maka setiap desa bisa menerima 1000 orang,” tambahnya.

Sementara yang di dapat data dari Kemenkes, hingga Juni baru 45 juta dosis vaksin ytang sudah diusntikkan kepada masyarakat, artinya baru 22,5 juta orang.

“Jadi menurut saya kebijkan-kebijakan ini harus diambil untuk melindungi desa, jangan sampai covid-19 ini menyentuh desa, jika itu terjadi maka dampak sosial ekonominya begitu besar dibandingkan di desa,” pungkasnya.

Sebelumnya diketahui jika Wamendes Budi Arie ikut menyoroti kebijakan Pemerintah yang membolehkan program mudik yang sempat dilarang pada tahun 2020 lalu.

Ia menilai ketika mudik, tentu warga banyak yang kembali ke kampung halamannya, termasuk di desa dan daerah yang tertinggal. (RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i