Jakarta, Aktual.com — Kementerian Keuangan sepertinya mulai pesimis dengan target pencapaian RUU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) yang tengah dibahas di DPR.
Padahal pemerintah sendiri baru saja meningkatkan target pencapaian pajak dari program pengampunan ini menjadi sebesarRp165 triliun dari semula yang hanya Rp60 triliun.
“Kami masih punya strategi lain jika tax amnesty ini tak sesuai target dan rencana. Kami sudah punya plan A, B, C, dan D,” tandas Kepala Pusat Harmonisasi dan Analisis Kebijakan, Luky Alfirman dalam update soal APBN 2016 di Jakarta, Jumat (10/6).
Meski begitu, pihaknya enggan untuk memberi tahu lebih rinci terkait rencana cadangan atau strategi tersebut. “Kami belum bisa share saat ini. Yang jelas kami back up terus. Yang jelas, saat ini kami sudah punya banyak program itu. Tapi konsentrasi kami hanya fokus untuk membahas tax amnesty ini,” papar Luky.
Meski begitu, jika nantinya target Rp165 triliun itu tak tercapai, pihaknya tetap akan melakukan upaya luar biasa atau extra effort tergantung dari tax amnesty. “Iya kami punya plan dan strateginya. Misalnya, di tahun ini kami akan lebih fokus untuk WP OP (wajib pajak orang pribadi),” tegas dia.
Namun ia juga mengakui, kalau untuk mencapai itu perlu perkuat basis data terlebih dahulu. “Memang terkesan klasik dan pengulangan, tapi itu masalah kami,” kata Luky.
Selain itu juga, sangat terkait dengan kartu kredit dan bisnis e-commerce untuk memajaki mesin pencari Google dan Youtube.
“Termasuk juga terkait PMA (perusahaan modal asing) yang banyak dan lama beroperasi di sini, tapi selalu mengaku rugi terus,” pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby