“Museum Olahraga memiliki nilai historis tinggi dan menyimpan benda bersejarah dalam perjalanan olahraga Indonesia, termasuk sejarah Asian Games dan sudah pantas ditempatkan di Kompleks GBK,” katanya.
Selama ini, keberadaan Museum Olahraga di kawasan TMII, menurut Herman, memiliki beberapa kelemahan, di antaranya berada di lokasi berbayar, destinasi budaya dan rekreasi, serta tidak fokus karena di sekitarnya juga terdapat 20 museum lain dan 34 anjungan daerah.
Selain itu, lokasi TMII juga berada di pinggiran kota di Jakarta Timur dan jauh dari pusat kota.
Dengan dipindahkannya Museum Olahraga ke lokasi yang lebih strategis, Herman berharap agar museum olahraga yang selama ini kurang dikenal masyarakat luas, bisa “naik kelas” dan menjadi salah satu tempat tujuan wisata sejarah.
Relokasi dan modernisasi Museum Olahraga di Kompleks GBK sudah mendapat dukungan banyak pihak, termasuk Wakil Presiden Komite Olimpiade Asia (OCA) Rita Subowo dan pakar olahraga Sri Sudono Sumarto.
“Kami mendapat banyak sumbangan ide dan saran dari Bu Rita dan Pak Sri Sudono dan berharap Museum Olahraga bisa menjadi ikon dan destinasi wisata olahraga, serta ikut menyemarakkan Asian Games 2018,” kata Herman.
Untuk program jangka panjang, Museum Olahraga diharapkan tidak hanya menyimpan benda bersejarah, tapi juga menjadi sarana edukasi yang dilengkapi restoran, kafe dan fasilitas modern lainnya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: