Pembunuhan Caesar, yang jadi drama besar Romawi, menjadi catatan penting tatkala sang Raja menyimpang. Walau Cicero tak setuju dengan pembunuhan itu, tapi pola penikaman Caesar di Senat, adalah jalan pendek agar republic tetap bisa lestari. Itu yang disebut pola monarchomach. Ini berbeda dengan manhaj ‘politique’ yang mulai dikenalkan era Machiavelli, Montesquei, Hobbes hingga Rosseau. Masa renaissance, Hotman sampai Duplesis Mornay, berusaha mempertahankan model ‘monarchomach’ dalam pergantian kekuasaan. Bukan dengan skema ‘politique’ seperti kini. Ketika ada Raja, pemimpin yang menyimpang, maka bisa dibunuh oleh kaum senator. Ini yang dialami Caesar. Karena Caesar hendak menggeser Republik menjadi kekaisaran miliknya. Senator, yang kaum terpelajar dan alim, tak menyetujui. Maka penikaman raja pun dilakukan. Romawi pun tetap terjaga.

Hanya kemudian Romawi masuk era okhlokrasi. Cucu Caesar, Oktavianus, memimpin Romawi. Tapi dia bak pemimpin boneka. Yang disetir para legiun, tentara elit Romawi. Kaisar hanya boneka dari legion tentara. Disinilah, menurut Ian Dallas, Romawi tak lagi layak disebut republik. Karena telah bergeser menjadi okhlokrasi. Kala pemerintahan dikendalikan oleh segelintir kaum perusak.
Era kini, kata Dallas, skema serupa terjadi. Para pemimpin dari modern state, banyak dikendalikan segelintir kaum elit bankir. Mereka yang mengatur keuangan ‘state’. Bak legiun Romawi, elit bankir inilah pengendali negara-negara modern. Pandangan mata bisa melihatnya. Tak ada satupun negara di dunia kini, yang memiliki kedaulatan perihal uangnya. Karena uang (curenzy), sepenuhnya dibawah otoritas bankir dunia. Uang, tak dibawah otoritas head of state. Karena perdana menteri, raja, presiden, tak bias mengatur dan mengendalikan kurs uang yang berlaku di negerinya sendiri. Pepatah Batak menjelaskannya, “Hepeng do ngan mangatur nagara on.” Uanglah yang mengatur negara. Para banker mengatur uang dan menetapkan nilai uang suatu negara. Tentu Indonesia menjadi negara yang merugi dan dirugikan, karena nilai uangnya direndahkan.

Maka, inilah bentuk okhlokrasi modern yang terjadi. Pengulangan kembali masa Romawi. Dulu control Kaisar ditangan legion, kini control berada ditangan bankir. Karena banker-bankir inilah puncak dari kapitalisme. Merekalah penggerak utama kapitalisme.

Disinilah yang Tan tak membacanya. Tan hanya terkesima Marx semata. Marx hanya terpatri materialism. Dan ini membelokkan perihal ‘Kebenaran.’ Jalan kapitalisme itu sendiri. Jadi kekuatan komunal, komunis, bukanlah antitesa dari capitalism. Karena sumber ‘kebenarannya’ serupa.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain