Jakarta, Aktual.com – Kemaksiyatan adalah melakukan sesuatu perbuatan atau hal tidak sesuai dengan aturan-aturan Allah SWT. Hal tersebut berupa perintah ataupun larangan. Dimana kemaksiyatan tersebut dapat menimbulkan dosa yang bisa menyebabkan kotornya hati, sehingga membuat hati menjadi sakit dan akhirnya menjadi mati serta tertutup dari cahaya kebenaran.
Akan tetapi kemaksyiatan yang dilakukan sangat berpengaruh dari sumber asalnya. Dari sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Syufyan attsaury Radliyallohu‘anhu (guru besar imam Malik RA), Rasululloh bersabda :
كل معصية عن شهوة فانه يرجى غفرانها . كل معصية عن كبر فانه لا يرجى غفرانها لأن معصية ابليس كان اصلها من الكبر وزلة سيدنا ادم كان اصلها من الشهوة
Artinya “Setiap maksiyat yang muncul dari syahwat dapat diharapkan ampunannya, setiap maksiyat yang timbul dari kesombongan tidak dapat diharapkan ampunanya. Karena kedurhakaan Iblis itu berpangkal dari kesombongan, dan kesalahan nabi Adam AS. berpangkal dari Syahwat”.
Syahwat adalah keinginan terhadap sesuatu. Seperti Nabi Adam AS yang memakan buah Khuldi akibat dari dorongan keinginan. Maka kesalahan tersebut, menyebabkan nabi Adam diturunkan dari surga.
Hal tersebut membuat Nabi Adam AS merasa sangat bersalah, sehingga beliau selalu meminta ampun kepada Allah SWT, didalam alqur’an disebutkan:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
Artinya “Keduanya berkata “ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi“ [Q.S. Al a’rof, ayat 23]
Akan tetapi jika kemaksiyatan tersebut berasal dari kesombongan, maka tidak bisa diharapka pertaubatanya, seperti kedurhakaan yang dilakukan Iblis. Kesombongan Iblis adalah menentang perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam AS sebagai penghormatan. Hal tersebut disebutkan dalam alquran:
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسۡجُدَ إِذۡ أَمَرۡتُكَۖ قَالَ أَنَا۟ خَيۡرٌ۬ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِى مِن نَّارٍ۬ وَخَلَقۡتَهُ ۥ مِن طِينٍ
Artinya “Allah berfirman ”apakah yang menghalangimu (sehingga ) kamu tidak bersujud (kepada Adam ) ketika aku menyuruhmu?(Iblis) menjawab aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, dan Engkau ciptakan dia (Adam AS) dari tanah“ [Q.S. Al a’rof, ayat 12].
Dan ketika iblis diusir dari syurga ,dia justru menegaskan kedurhakaanya dengan bersumpah akan menyesatkan bani Adam dari jalan kebenaran, hal tersebut disebutkan dalam alqur’an:
قَالَ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِى لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَٲطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ
Artinya “ (iblis ) menjawab ”karena engkau telah menyesatkan aku,pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan- MU yang lurus”[Q.S. Al a’rof, ayat 16].
Demikianlah sumber kemaksiyatan akan sangat mempengaruhi sikap pelakunya serta harapan ampunan dosa dari Allah SWT. Walallahul Murtaja
Laporan: Syafiq Eljontrowi
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid