Jakarta, Aktual.co — Niger menutup semua sekolah di kawasan sekitar ibukota Niamey dan melancarkan kampanye imunisasi anak-anak umur 2-15 tahun, dalam upaya menghambat penyebaran wabah meningitis, yang telah menewaskan 85 orang sejak Januari.

Sekolah akan ditutup sejak Rabu (22/4) hingga Senin (27/4) pekan depan, kata pernyataan pemerintah, dengan menambahkan bahwa tercatat 905 penderita penyakit tersebut, yang sebagian besar berada di Niamey dan wilayah barat negara tersebut.

“Gerakan vaksinasi menyasar anak-anak dimulai pada Jumat, 24 April,” demikian pernyataan itu, dilansir dari Reuters, Rabu.

Perdana Menteri Brigi Raffini mengatakan di sebuah stasiun televisi, Selasa petang (21/4), bahwa negara Afrika Barat itu membutuhkan sekitar 1,2 juta dosis vaksin, namun hingga Kamis (16/4) hanya bisa mendapatkan separuhnya.

“Sisa vaksin yang diperlukan, kami meminta semua partner kami untuk membantu menambah stok vaksin yang sangat kami butuhkan,” kata Raffini.

Raffini mengatakan terdapat masalah ketersediaan vaksin di seluruh dunia dan para produsen hampir tidak mempunyai apapun untuk digunakan melawan strain baru penyakit tersebut, meski berharap produksi akan kembali normal.

Pemerintah mengatakan telah menerima laporan beberapa individu dan organisasi tertentu melakukan imunisasi. Pemerintah memperingatkan bahwa tindakan ini melanggar hukum dan vaksin tersebut bisa saja hanya digunakan untuk strain penyakit yang berbeda.

Pada 2010-2011, negara penghasil uranium dan minyak yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia itu, berhasil melakukan gerakan pemberantasan meningitis strain A.

Meningococcal meningitis menyerang lapisan tipis yang melingkupi otak serta saraf tulang belakang. Penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan otak, tuli, epilepsi atau nekrosis serta jika tidak dirawat bisa berakibat fatal dalam 50 persen kasus.

Pihak berwenang mengatakan wabah yang terjadi saat ini meliputi strain C W135 dan meningitis jenis pneumococcal.

Artikel ini ditulis oleh: