Pariaman, Aktual.com – Meski usianya sudah 90 tahun, Nuraya masih aktif berkarya, menghias pakaian pengantin khas Minangkabau di kampungnya di Kota Pariaman, Sumatera Barat.

Perempuan penyulam tertua di Kota Pariaman itu kini sehari-hari bekerja memasang manik-manik pada baju pengantin. Ia hanya bisa melakukan pekerjaan itu pada siang hari karena penglihatannya sudah terbatas.

“Dari pada duduk tidak ada kegiatan, lebih baik saya beraktivitas yang menghasilkan,” kata Nuraya pada Minggu (20/1) di Desa Mangguang, Kecamatan Pariaman Utara, daerah sentra sulam di Pariaman.

Meski usianya sudah lanjut dan kemampuan fisiknya menurun, hasil karya Nuraya masih rapi dan indah, sehingga para pengusaha pakaian pengantin masih menggunakan jasanya.

Nuraya, yang memiliki delapan cucu dan sejumlah cicit, sekarang biasa menyelesaikan satu setel pakaian pengantin dalam waktu paling lama satu minggu.

Dia mendapat upah Rp85 ribu per setel pakaian pengantin yang dia selesaikan. Dan penghasilan dari menyulam sudah membawa dia ke Tanah Suci untuk berhaji.

Artikel ini ditulis oleh: