Ia mengingatkan data penting di HP yang boleh diakses sebaiknya hanya tiga yaitu kamera, mik, dan lokasi.
“Di luar itu tidak boleh apalagi jika tak ada hubungan dengan peminjaman, misalnya nomor kontak, foto, hingga data HP,” ujarnya.
Kalau ada yang mengatakan HP aman tidak akan hilang, kata dia, bukan itu persoalannya karena fintech ilegal sudah bisa mengakses data penting di HP, katanya lagi.
Kemudian kalau ada yang mengatakan pinjaman lewat fintech ilegal tidak usah dibayar masalahnya adalah semua nomor kontak akan ikut diteror sehingga menganggu banyak orang.
Menurutnya, jika hal itu dilaporkan kepada polisi juga sulit ditindak karena belum ada aturan soal UU perlindungan data pribadi.
Pada sisi lain ia melihat kenapa fintech ilegal tetap tumbuh karena masyarakat butuh uang dan banyak yang tidak memahami teknologi informasi.
“Karena cara minjamnya gampang, saat butuh uang pinjam ke saudara sulit, tiba-tiba ada SMS masuk menawarkan pinjaman, dalam 1 jam masuk ke rekening, padahal lupa bunganya sangat tinggi,” katanya.
Ia menemukan ada masyarakat yang meminjam ke ratusan fintech ilegal dan jika sudah terjebak cara terbaik meminta restrukturasi pembayaran.
Artikel ini ditulis oleh: