Mengenai hal itu, Farhan memberikan tips agar investor pemula memulai berinvestasi di reksadana saham. Dia mengatakan berbeda dengan sektor lain untuk reksa dana saham ini minim risiko karena dana biasanya akan digerakkan “fund manager” untuk membeli saham yang saat itu sedang dalam keadaan baik.
“Jadi akan minim risiko, apalagi yang menggerakkan ini adalah orang yang sudah ahli di bidangnya. Jangan memulai sendiri jika masih ragu,” katanya.
Dia mengatakan setelah belajar di reksadana saham biasanya masyarakat akan mulai memahami mekanisme bertransaksi di pasar modal.
“Selanjutnya, investor bisa mulai bermain sendiri di pasar modal tanpa bantuan fund manager,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap masyarakat menangkap peluang bagus yang ditawarkan oleh investasi pasar modal ini. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang masuk ke dalam investasi pasar modal, artinya tingkat literasi dan inklusi pasar modal semakin tinggi.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari OJK hingga saat ini tingkat literasi dan inklusi pasar modal di Jawa Tengah masih memprihatinkan.
Kepala OJK Kantor Regional III Jawa Tengah dan DIY Moch Ihsanuddin mengatakan dari survei literasi keuangan yang dilakukan pada tahun 2016 diperoleh hasil bahwa tingkat literasi masyarakat terhadap pasar modal masih 3,79 persen, sedangkan tingkat inklusi sebesar 0,1 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka