Adhi Karya Raih Kontrak Baru Kuartal I Rp2,5 Triliun
Jakarta, Aktual.co — BUMN konstruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatatkan kontrak baru pada kuartal I senilai Rp2,5 triliun. Kontrak tersebut baru sekitar 16 persen dari total target pada tahun ini yang sebesar Rp15,2 triliun.
“Kontrak baru berasal dari bisnis konstruksi 89 persen, dan sisanya merupakan proyek-proyek dari lini bisnis lainnya. Pada kategori sumber dana, realisasi kontrak baru dominan terdiri dari swasta sebanyak 56 persen, APBN/APBD sebesar 28 persen, sementara BUMN 16 persen,” ujar Direktur Pemasaran dan Perolehan Kontrak Adhi Karya Adji Satmoko di Jakarta, Kamis (23/4).
Ia mengemukakan bahwa dari total target kontrak baru pada tahun ini yang sebesar Rp15,2 triliun itu terdiri dari bisnis jasa konstruksi sebesar Rp12,5 triliun, lini bisnis EPC (Engineering, Procurement, and Construction) sebesar Rp460,1 miliar, properti Rp1,7 triliun, dan bisnis “precast” Rp479,6 miliar Sedangkan dari jenis pekerjaan, lanjut dia, proyek gedung diperkirakan sebanyak 39 persen, jalan dan jembatan sebesar 31 persen dan sisanya adalah proyek infrastruktur.
Sementara itu terkait dengan rencana perseroan melakukan penawaran umum terbatas atau “rights issue” pada Juli mendatang, Adhi Karya Tbk masih menunggu izin dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dari aksi korporasi itu, perseroan mengharapkan dapat meraih dana mencapai sekitar Rp2,7 triliun.
Direktur Keuangan Adhi Karya Tbk Supardi mengatakan bahwa jika aksi korporasi itu disetujui, rencananya dana hasil “right issue” akan digunakan untuk membiayai proyek “Light Rail Transit” (LRT) rute Cibubur-Cawang-Senayan dengan total nilai proyek mencapai Rp9,9 triliun. Sementara sisa kekurangan pembiayaan proyek itu didapat dari pinjaman perbankan.
Ia mengemukakan bahwa alokasi pendanaan proyek itu sebesar Rp6,7 triliun untuk pendanaan transportasi, dan sisanya untuk pembiayaan sarana dan prasarana proyek LRT itu.
Sementara itu pada tahun ini, Adhi Karya Tbk menganggarkan dana asebesar Rp824,7 miliar yang terdiri atas investasi pengembangan bisnis properti realti hotel sebesar Rp566,1 miliar, penyertaan proyek-proyek investasi Rp202,8 miliar dan pembelian aset tetap Rp68,387 miliar.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















