31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 36545

‘Ehhmmm’….Kelezatan Mie Tek-Tek Kota Sibolga yang Cukup Terjangkau

Medan, Aktual.co — “Mie Tek-Tek Borreg” bukanlah sebuah nama makanan. Mie Tek-Tek Borreg merupakan ama sebuah warung makan sederhana milik Boru Regar (Borreg) yang berada sisi ruas Jalan Sisingamangaraja, Kota Sibolga Sumatera Utara.

Hanya saja, memang menu makanan yang disaji adalah khusus makanan khas yang juga berkembang di Kota Sibolga yakni, Mie Tek-Tek.

Warung makan Mie Tek-Tek Borreg tak pernah sepi. Warga di daerah berjuluk Kota Berbilang Kaum itu memang gemar makan Mie. Tak heran, menemukan Mie Tek-Tek di Kota ini tidaklah sulit, hampir di setiap sudut kota, warung-warung penjual Mie Tek-Tek dapat ditemukan.

Dari rasa Mie Tek-Tek boleh dikatakan  memiliki persamaan dengan Mie goreng atau Mie rebus lainnya yang banyak dijajakan di berbagai daerah lainnya. Sebut saja, Mie Tek-Tek yang juga berkembang di Bandarlampung, Palembang dan Jakarta. Namun, dari segi pengolahan, masing-masing daerah memiliki kekhasan tersendiri.

Dari cerita yang berkembang, Mie Tek-Tek bukanlah makanan asli dari Kota Sibolga. Mie Tek-Tek sendiri dibawa oleh para pendatang dari Kota Siantar, Sumatera Utara. Awalnya, Mie Tek-Tek dijual dengan membawa gerobak dengan berkeliling. Nama “Mie Tek-Tek” sendiri diambil dari cara penjual menawarkan dagangannya yang kerap mengetuk-ngetuk wajan.

“’Tek tek tek’, bunyi kuali (wajannya-red) bang, itu awal nama Mie Tek-Tek. Kalau di Sibolga setahu saya asalnya dari Siantar. Itu cerita orang tua saya dulu ya, yang sudah 35 tahun masak Mie Tek-Tek. Mereka (penjual Mie Tek-Tek-red) merantau ke Sibolga, dan berkembanglah di Sibolga.” tutur Erian, yang berprofesi sebagai koki di warung makan Mie Tek-Tek Borreg kepada Aktual.co, Rabu (22/4).

Penuturan Erian, anak pemilik arung makan Borreg itu, di kota asalnya Siantar, dimana perkembangan Mie Tek-Tek tidak sepesat di Kota Sibolga. Di Sibolga, Mie Tek-Tek kemudian disajikan dengan berbagai rasa. Namun, sudah tidak menggunakan cara tradisional atau menggunakan gerobak dorong dan berkeliling.

“Sekarang sudah berbeda bang, walau ada yang pakai gerobak, tapi sudah tidak dibawa lagi berkeliling. Kebanyakan sudah dijual di warung-warung,” kata koki muda itu.

Untuk harga, Mie Tek-Tek cukup terjangkau. Satu porsi Mie Tek-Tek campur telur dadar hanya seharga Rp6.000,-. Namun, jika ingin memesan secara khusus, misalnya Mie Tek-Tek campur dengan telur, harganya akan berbeda, yakni Rp8000,-. .

“Kalau soal porsi, boleh dipesan sepuluh ribu atau lebih, tapi yang pasti harga terjangkau bang,” kata Erian yang telah memasak Mie Tek-Tek selama 7 tahun ini.

Bagi masyarakat sekitar, Mie Tek-Tek memang cukup digemari. Baik untuk sarapan, makan siang atau pun menu makan malam.

“Sekali seminggu pasti kemari bang, makan Mie Tek-Tek,” tutur Edu Laoly, warga Kota Sibolga.

Menurutnya, keberadaan Mie Tek-Tek bagi warga di Kota itu menjadi kebanggaan tersendiri. Mie Tek-Tek menjadikan kota Sibolga memiliki makanan khas yang beragam.

“Ya, kita berharap Mie Tek-Tek bisa terus bertahan ditengah arus makanan yang masuk dari luar, apalagi makanan-makanan import. Apalagi peminat Mie Tek-Tek, penduduk lokal saja banyak yang sukak,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Korupsi UPS, Penyidik Polri Geledah Ruko di Surabaya

Jakarta, Aktual.co — Penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri kembali melakukan penggeledahan terkait kasus uninterruptible power supply (UPS) di sejumlah sekolah di Jakarta. Kali ini penyidik menyasar ruko di Surabaya, Jawa Timur. “Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim saat ini menggeledah PT Duta Cipta Artha di Surabaya,” kata Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Brigjen Wiyagus, melalui pesan singkat, Rabu (22/4).
Menurut dia, PT Duta Cipta Artha berlokasi di Ruko Graha Indah B-02, Jalan Gayung Kebonsari, Surabaya.
Dalam kasus ini, penyidik Mabes Polri baru menetapkan dua tersangka dalam kasus dugaan korupsi UPS yakni Alex Usman dan Zaenal Soleman. Saat ini, Alex menjabat sebagai Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Selatan.
Sementara Zaenal mantan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Pusat yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Pemprov DKI Jakarta.
Sejauh ini penyidik telah memeriksa puluhan saksi baik kepala sekolah beberapa SMA, pihak distributor dan pihak pemda.
Penyidik juga telah menggeledah lima tempat terkait penyidikan kasus itu, yakni kantor pengusaha distributor berinisial HL di Jalan Roa Malaka, Jakarta Barat, rumah HL di kawasan Puri Indah, Jakbar, Kantor Sarpras Sudin Menengah Jakbar (kantor tersangka Alex Usman), rumah Alex Usman dan Kantor Istana Multimedia di Jakbar.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Ketidakadilan Sosial Dunia, Jokowi: PBB Tak Bisa Berbuat Apa-Apa

Jakarta, Aktual.co — Presiden Joko Widodo dalam pidatonya hari ini di Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 mengatakan bahwa dunia masih penuh dengan ketidakadilan sosial. Jokowi menjelaskan bagaimana ketidakadilan tersebut terjadi ketika banyak orang di belahan dunia sebagai negara maju, sementara 1,2 miliar jiwa di negara berkembang hidup dalam kemiskinan.

“Ketika negara kaya yang hanya sekitar 20 persen penduduk dunia mengonsumsi sekitar 70 persen sumber daya dunia, maka ketidakseimbangan global tidak dapat dihindari,” ujar Jokowi saat berpidato di Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 di Jakarta, Rabu (22/4).

Lebih lanjut dikatakan dia, di saat sekelompok negara maju mengatakan bisa mengubah dunia dengan niatnya sendiri, maka ketidakseimbangan global telah menghancurkan semuanya.

“Sementara semakin kuat terlihat bahwa PBB tidak bisa melakukan apa-apa,” kata dia.

Menurutnya, aksi-aksi kekerasan telah memperlihatkan bahwa organisasi internasional seperti PBB telah diabaikan keberadaannya. Untuk itu, Jokowi mendesak dilakukannya reformasi PBB yang mendorong keadilan bagi semua bangsa.

“Bagi saya, sangat menyedihkan melihat ketidakadailan dunia di saat Bandung spirit mendorong kemerdekaan bagi seluruh negara Asia Afrika masih memiliki utang selama enam dekade,” jelasnya

“Dunia dan saya sendiri masih memiliki utang kepada Palestina. Dunia seperti tidak berdaya melihat penderitaan rakyat Palestina yang hidup dalam ketakutan dan ketidakadilan atas pendudukan. Kita tidak boleh berpaling dari kehancuran rakyat palestina dan harus terus berjuang dan mendukung negara Palestina merdeka,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Pembukaan RDP, Ketua Komisi VII Ceramahi Pertamina

Jakarta, Aktual.co — Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika menceramahi perusahaan BUMN Pertamina pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII, Rabu (22/4).
Hal ini dikarenakan Pertamina tak menghadiri undangan RDP yang sudah dijadwalkan sebelumnya.
Kardaya menilai alasan Pertamina tidak patut. Pasalnya, Pertamina beralasan tengah menyiapkan jawaban untuk RDP dengan Komisi VI DPR RI.
“Kami menerima surat dari Pertamina perihal RDP. Dalam surat itu dinyatakan sudah punya agenda harus menyiapkan jawaban dalam RDP dengan Komisi VI. Kalau alasannya untuk menyiapkan jawaban, rasanya tidak patut. Kami harapkan kerjasamanya,” ujar Kardaya saat membuka RDP di Komisi VII di DPR, Rabu (22/4).
Menurutnya, Pertamina sangat mengada-ngada jika beralasan butuh waktu untuk mempersiapkan jawaban karena agenda sudah ditentukan.
“Rapat kerja kami penting dan formal. Jadi, kalau Pertamina bilang butuh waktu untuk mempersiapkan jawaban, sangat mengada-ada dan tidak baik. Kalau mau buat alasan, buat yang elegan dan dapat diterima dengan baik,” cetusnya
Lebih lanjut, dirinya menyindir alasan tersebut baru terjadi pertama kali. “Selama ada DPR, baru kali ini ada alasan semacam ini,” katanya.
Sementara itu, Dirut Pertamina Dwi Soetjipto meminta maaf atas kelalaiannya tersebut.
“Kami berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan kami ini,” katanya, pada kesempatan yang sama.

Artikel ini ditulis oleh:

Kerap Disalahgunakan, Wartel di Nusakambangan Bakal Dievaluasi

Jakarta, Aktual.co — Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Tengah mengevaluasi keberadaan warung telekomunikasi (wartel) di sejumlah lembaga pemasyarakatan (lapas) Pulau Nusakambangan, Cilacap.
“Itu serba sulit, tidak dikasih wartel, kita disalahkan karena alasannya tidak bisa komunikasi dengan keluarga. Dikasih (wartel) disalahgunakan,” kata Pelaksana Harian Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jateng Iwan Pramono saat dihubungi dari Cilacap, Rabu (22/4).
Hal tersebut disampaikan, Iwan terkait kasus pengendalian bisnis narkoba yang dilakukan terpidana mati Freddy Budiman dari dalam Lapas Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan.
Dalam kasus yang diungkap Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia itu, Freddy Budiman mengaku mengendalikan bisnis narkoba dengan memanfaatkan fasilitas wartel yang ada di Lapas Batu.
Lebih lanjut, Iwan mengatakan, saat ini masih menunggu petunjuk dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham terkait keberadaan wartel di dalam sejumlah lapas Nusakambangan.
“Kami menunggu petunjuk dari kantor pusat, apakah di Nusakambangan akan di-‘blank’-kan (dikosongkan, red.) semua atau dibagaimanakan, kita masih menunggu petunjuk dari sana. ‘Jammer’ (pengacak sinyal telepon seluler, red.) di sana masih ada,” katanya.
Pascaterungkapnya kasus tersebut, dia mengatakan bahwa pihaknya meningkatkan pengawasan secara intensif terhadap para warga binaan.
Menurut dia, persoalan yang melibatkan Freddy Budiman ditangani kepolisian sehingga pihaknya tidak akan ikut campur.
“Kita lakukan pengamanan agar jangan ada HP (telepon seluler) beredar lagi di dalam lapas,” katanya.
Terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman yang mendekam di Lapas Batu dijemput petugas Bareskrim Mabes Polri untuk dibawa ke Jakarta pada 8 April 2015, karena diduga terlibat dalam pengendalian bisnis narkoba.
Selain Freddy Budiman, petugas Bareskrim Mabes Polri juga membawa salah seorang terpidana kasus narkoba Soni Sasmita yang menghuni Lapas Kelas II A Pasir Putih, Nusakambangan, dengan vonis 12 tahun penjara.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Kesaksian Ahli dari JPU di Kasus Kebekaran Lahan Aneh dan Ekstrim

Jakarta, Aktual.co — Sidang lanjutan kasus kebakaran lahan sawit di Aceh Barat kembali digelar di Pengadilan Negeri Tapaktuan, Aceh Selatan. Sidang kali ini beragendakan menghadirkan dua saksi ahli meringankan yang diajukan oleh kuasa hukum mantan Astate manager PT Dua Perkasa Lestari (DPL), Mujiluddin.
Saksi ahli meringankan pertama yang dihadirkan yakni dosen Ilmu Tanah dari Institut Pertanian Bogor Basuki Sumawinata dan dosen Ekologi dan Biologi Tanah Gunawan Jayakirana. Dalam kesaksiannya, Basuki menilai, keterangan saksi ahli yang dihadirkan JPU pada persidangan sebelumnya sangat aneh dan ekstrim. 
“Tanah gambut mengandung kadar kandungan aluminiumnya hingga 6,72 persen. Hal yang paling kasat mata dalam laporan tersebut terlihat dalam kandungan CO organik tanah gambut hingga tiga persen. Jika saya dosen atau kepala lab, ada hasil yang menunjukkan demikian pasti saya suruh ulang,” kata dia di hadapan majelis hakim, Rabu (22/4).
Apalagi, sambung Basuki, penelitian yang dilakukan olehahli sebelumnya dilakukan dengan prosedur yang meragukan.  “Sampel tanah dari lahan yang terbakar harusnya dibawa ke laboratorium dengan sangat hati-hati dengan menggunakan alat khusus, cold box. Tanah sampel tidak bisa dimasukkan plastik dan diikat sembarangan, sebab dapat mematikan mikro organisme yang dikandung dalam sampel. Kalau dilanjutkan hasilnya bisa bias dan tidak valid.”
Sedangkan lahan yang terbakar, Basuki menemukan arang bekas lahan yang terbakar. Namun hal tersebut tidak merubah fungsi tanahnya. “Lahan itu bisa disebut rusak jika tidak lagi berfungsi.”
Pada keterangan saksi sebelumnya disampaikan abu sisa lahan yang terbakar dapat digunakan sebagai pupuk. Menanggapi hal tersebut Basuki menilai hal tersebut merupakan pandangan kuno. 
“Pembakaran itu memang membantu karena pupuk masih sulit diperoleh dan berguna untuk jenis tanaman pangan yang masa tanamnya sebentar. Namun saat ini, pupuk sudah mudah di peroleh. Apalagi untuk perkebunan sawit yang memiliki jangka tanam lama, pupuk yang berasal dari abu pembakaran lahan tidak efektif lagi.”
Sementara itu saksi ahli meringankan kedua yang juga dosen Ekologi dan Biologi Tanah Institut Pertanian Bogor, Gunawan Jayakirana, menilai hasil analisis ahli sebelumnya terkontaminasi. 
“Ini analisis abal-abal. Sampelnya tanah gambut tapi hasil analisisnya tanah mineral. Banyak hal yang ekstrim dan tidak mungkin. Kalau saya jadi dosen yang menilai, saya minta diulang. Analisis ini tidak valid dan menyimpang”, kata dia.
Menurut Gunawan, tata cara pengambilan sampel yang dilakukan juga tidak memenuhi kaedah ilmiah. “Tanah sampel tidak boleh diambil dari area yang dekat dengan saluran air. Tanah sampel tersebut juga tidak bisa dibawa sembarangan. Agar aman dan steril harus dimasukkan dalam tabung colf box” ujarnya.
Menurut Gunawan, hasil analisis sampel tanah yang dilakukannya menunjukkan tidak terjadi kerusakan pada tanah gambut. “Tanah masih berfungsi dan bisa ditanami sawit, tidak ada yang rusak. Kebakaran tersebut juga tidak berbahaya bagi lingkungan hidup karena hanya kecil dan hanya terjadi pada bagian permukaan,” kata dia.
Sementara itu, terdakwa Mujiluddin usai menjalani sidang merasa menjadi korban ketidak adilan. Sebab kebakaran lahan itu merupakan murni musibah. 
“Saya dan pihak dari Polres bahkan ikut memadamkan api. Polres juga sudah mengeluarkan surat keterangan atas musibah kebakaran tersebut. Saya sudah mendapat musibah kebakaran, sekarang malah menjadi terdakwa. Saya merasa dilizolimi,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Berita Lain