29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 37289

Pengamat: Pemain Naturalisasi Bukan Solusi Capai Prestasi

Jakarta, Aktual.co — Mantan pemain Persipura Jayapura era 1980-an yang kini jadi pengamat sepak bola, Nico Dimo, berpendapat, naturalisasi pemain asing bukan satu-satunya solusi mencapai prestasi di kancah Asia atau bahkan internasional.

“Timnas senior Indonesia mengumpulkan pemain naturalisasi itu bukan solusi untuk tembus Piala Dunia atau even lainnya,” kata Nico Dimo di Kota Jayapura, Papua, Kamis (26/3).

Naturalisasi pemain asing menjadi warga Indonesia, kata Dimo, justru telah mencoreng sepak bola Tanah Air yang dilahirkan dengan konsep pemersatu.

“Timnas mati suri pasca-naturalisasi pemain asing. Hal ini nantinya akan membuktikan bahwa kita hanya jago di lapangan hijau lewat naturalisasi pemain,” katanya.

Sementara kompetisi Liga Super Indonesia yang dikatakan telah memiliki nilai jual bagus, menurut dia, ternyata dijadikan proyek pencetakan pemain nasional bagi pemain asing lewat naturalisasi oleh induk olahraga sepak bola atau PSSI.

“Ini memalukan. Kenapa kita tidak belajar kepada Jerman, Belanda dan Spanyol atau Italia yang membentuk tim lewat materi pemain yang dipanggil ke Timnas, berdasar dari klub yang juara di level kompetisi lokal negara mereka,” katanya.

Tapi di Indonesia, lanjut Dimo, lebih mengutamakan memilih pemanggilan pemain naturalisasi, padahal banyak talenta-talenta sepak bola di Tanah Air yang seharusnya diberikan kesempatan bermain di timnas.

“Bagi saya, ini memalukan anak negeri sendiri. Harapannya hal ini bisa menjadi masukkan bagi PSSI. Saya mengkritik untuk membangun bukan lainnya. Saya ingin Timnas kita berjaya dengan anak-anak negeri sendiri,” katanya.

Selain itu, Nico Dimo yang juga Wakil Ketua Asosiasi Mantan Pemain Persipura (AMPP) menyinggung soal laga Timnas menjamu Kamerun, dimana ada sejumlah pemain yang diturunkan pelatih Beny Dollo dianggap belum memberikan kontribusi maksimal bagi klubnya masing-masing.

“Seperti Zulham Zamrun, dia jarang diturunkan pada klubnya Persipura tetapi bisa main lebih lama dari rekan-rekannya. Namun, perbandingan terbalik dengan gelandang Imanuel Wanggai yang jadi pemain inti di klubnya tetapi tidak dimainkan,” katanya.

“Inikan aneh. Tetapi mungkin ini juga strategi pelatih saat laga tersebut. Kedepan, mungkin harus banyak anak-anak negeri yang dipanggil ke Timnas ketimbang, pemain naturalisasi,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Ahok Lebih Peduli Kesejahteraan PNS, Ketimbang Kesehatan Warga Jakarta

Jakarta, Aktual.co —Keseriusan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama untuk membuat anggaran yang menyejahterakan warga Jakarta patut dipertanyakan.
Di satu sisi, Pemprov DKI begitu ngotot menghabiskan anggaran hingga Rp 19,2 triliun atau sepertiga dari total anggaran belanja RAPBD 2015 yang sekitar Rp64 triliun untuk menggaji pegawainya.
Namun di saat yang sama, tahun ini Dinas Kesehatan DKI harus berjibaku lakukan pemangkasan di sejumlah pos anggaran. Alasannya, demi efesiensi. Sebab selisih anggaran kesehatan di APBD-Perubahan 2014 dan RAPBD 2015 mencapai Rp 300 miliar. 
Meskipun Kepala Dinas Kesehatan DKI Koesmedi mengatakan efesiensi dilakukan di pengadaan alat-alat kesehatan dan barang penunjang saja, tidak menyangkut ke pelayanan pasien. 
Dia pun mengaku akan mengakali anggaran minim dengan mencari alat ataupun barang ‘diskon’, seperti obat. Kata dia, kalau beli obat dengan jumlah banyak biasanya dapat diskon. Untuk mengontrol harga yang sudah dapat diskon agar tidak di-‘mark-up’, Koesmedi akan gunakan e-catalog. 
Melihat ‘perjuangan’ Dinkes DKI yang sampai harus mencari ‘diskon’ obat untuk warga Jakarta, tidak demikian halnya dengan anggaran untuk gaji pegawai negeri DKI tadi.  
Kementerian Dalam Negeri bahkan menganggap anggaran belanja pegawai di RAPBD DKI 2015 tidak rasional. Dimana belanja pegawai dianggarkan Rp19,2 triliun, atau hampir sepertiga dari total anggaran belanja di RAPBD 2015 yang sekitar Rp64 triliun.
“Irasional itu belanja pegawai DKI,” ujar Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek, saat diskusi di DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (25/3) kemarin.
Anggaran belanja pegawai DKI pun dimintanya untuk ditinjau kembali. Donny menyarankan pemangkasan, sehingga sebagian anggaran bisa dialihkan untuk belanja pembangunan yang lebih efektif dan efisien. “Seperti belanja pendidikan, belanja infrastruktur dan belanja kesehatan,” ucap dia.
Sebab, ucap dia, tidak bisa belanja pegawai DKI dibesarkan, tapi belanja yang lain untuk kebutuhan masyarakat malah dikurangi. “Masa rakyat dibagi cuma segitu? Belanja pegawai kok lebih besar?” ucap dia. 
Ujar Donny, temuan tidak wajar pemborosan anggaran seperti itulah yang akan dievaluasi dan didalami Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri dari draf RAPBD DKI 2015 setebal 6600 halaman.
Sikap Pemprov DKI bisa tergambarkan dari pernyataan yang dikeluarkan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budi Hartono yang tetap ngotot pertahankan anggaran besar untuk Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) Dinamis pegawai. 
Kata dia, Pemprov DKI siap memberi penjelasan ke Kemendagri soal alasan besarnya anggaran untuk PNS DKI. Dia berdalih TKD tidak bisa dibandingkan dengan anggaran lain, seperti pembangunan atau kesehatan. “TKD itu dibandingkan dengan kinerja,” ujar dia, (23/3) lalu.
Herannya, ketimbang membandingkan dengan anggaran kesehatan ataupun infrastruktur yang jauh lebih kecil, Heru justru membandingkan besarnya ‘take home pay’ PNS DKI dengan gaji Dirjen Pajak jumlahnya fantastis. “Dirjen pajak gajinya segitu aja di-iyain sama negara. Masa Pemda DKI 72 ribu pegawai ngga boleh,” dalih dia.
Tetap tak bergeming rubah anggaran TKD, Pemprov DKI bahkan mempersilahkan Kemendagri untuk kembali lakukan pembahasan. “Ya silahkan saja mereka (Kemendagri) bahas. Ada 30 hari untuk bahas. Silahkan aja dibahas,” ujar Heru seperti menantang.

Artikel ini ditulis oleh:

Pemerintah Lelang SUN Rp10 Triliun Pada 31 Maret

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah melakukan lelang empat seri obligasi negara atau Surat Utang Negara (SUN) dengan jumlah indikatif Rp10 triliun pada 31 Maret 2015, untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN.

Keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Kamis (26/3), menyebutkan keempat seri SUN yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp1 juta.

Keempat seri obligasi negara yang akan dilakukan lelang adalah seri SPN03150701 (penerbitan baru) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo 1 Juli 2015 serta seri SPN12160401 (penerbitan baru) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo 1 April 2016.

Selain itu, seri FR0070 (penerbitan kembali) dengan tingkat bunga tetap 8,375 persen dan jatuh tempo 15 Maret 2024 serta seri FR0068 (penerbitan kembali) dengan tingkat bunga tetap 8,375 persen dan jatuh tempo 15 Maret 2034.

Penjualan SUN akan dilaksanakan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan Bank Indonesia dan bersifat terbuka, menggunakan metode harga beragam. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif (competitive bids) membayar sesuai imbal hasil yang diajukan.

Sedangkan, pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian nonkompetitif akan membayar sesuai dengan imbal hasil rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.

Sebelumnya, dalam lelang empat seri obligasi negara pada 17 Maret 2015, pemerintah hanya menyerap dana sebesar Rp6,75 triliun atau belum mencapai target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp10 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Rexy: PBSI Tak Akan Berikan Hukuman Pada Atlet

Jakarta, Aktual.co — Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rexy Mainaky mengatakan para pengurus PBSI tidak memberikan hukuman kepada para atlet yang tidak mencapai target prestasi tertentu dalam pertandingan yang mereka ikuti.

“Hukuman itu kami kembalikan kepada masing-masing pelatih karena pelatih yang lebih mengetahui kondisi atlet-atletnya,” kata Rexy di Jakarta, Kamis (26/3).

“Sebagai mantan atlet, saya menyadari tidak ada atlet yang mau kalah ketika dia bertanding,” tambah mantan ganda putra bersama Ricky Soebagdja itu.

Hal ini terkait dengan hasil yang memalukan dalam kejuaraan All England 2015, dimana Indonesia hanya mampu membawa pulang satu medali dari pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Dan medali itu juga, bukanlah sebagai juara, tapi sebagai runner up, karena Tontowi/Liliyana harus mengakui ketangguhan pasangan Tiongkok di partai final.

Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto, mengatakan bahwa, Indonesia baru bisa memiliki pemain tepok bulu tangguh seperti dulu, tiga tahun mendatang.

“Kami optimistis akan muncul juara baru All England dari Tanah Air,” kata Budiharto.

Artikel ini ditulis oleh:

Alasan Belum RUPS, Pertamina Ogah Bicara Kerugian Rp2,7 Triliun

Jakarta, Aktual.co — PT Pertamina (Persero) dikabarkan kembali menelan kerugian di sepanjang Februari 2015 lalu. Bahkan, sepanjang Januari – Februari 2015 lalu laba bersih Pertamina anjlok menjadi minus USD210 juta atau sekitar Rp2,7 triliun.

Berdasarkan data yang dimiliki Aktual, pada periode Januari-Februari 2014, pendapatan Pertamina mencapai USD11,64 miliar, namun pada Januari-Februari 2015 turun 40,93 persen menjadi USD6,87 miliar. Sedangkan laba bersih Januari-Februari 2015 minus USD0,21 miliar, padahal pada bulan yang sama di tahun 2014, Pertamina berhasil meraup untung sebesar USD0,49 miliar.

Ketika dikonfirmasi, VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan bahwa pihaknya masih belum bisa memberikan keterangan lantaran masih harus menunggu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

“Belum RUPS, jadi belum dapat kami ‘state’,” kata Wianda kepada Aktual melalui pesan elektroniknya, Jakarta, Kamis (26/3).

Sementara dalam data yang miliki Aktual, Pertamina menyebutkan bahwa faktor yang mendorong meruginya perseroan adalah karena rendahnya realisasi penjualan karena kuantitas penjualan produk BBM dan non BBM periode Januari 2015 lebih rendah dibanding Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) proporsional 2015. Selain itu, kuantitas lifting minyak mentah periode Januari 2015 hanya tercapai 67,47% jika dibandingkan RKAP proporsional 2015.

Terkait kapan akan dilaksanakannya RUPS, Wianda mengaku masih menanti keputusan dari Pemerintah.

“Menunggu keputusan Kementerian BUMN,” ucapnya singkat.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Alonso dan Bottas Dipastikan Turun di GP Malaysia

Jakarta, Aktual.co — Pebalap Formula Satu, Fernando Alonso dan Valtteri Bottas, sudah dinyatakan sehat dan bisa tampil berlomba pada Grand Prix Malaysia, setelah absen di seri pertama musim ini karena cedera.

Tim medis F1 menyatakan juara dunia dua kali, Alonso, sudah dapat melakukan debutnya bersama McLaren setelah pada 22 Februari lalu, ia mengalami gegar otak dalam kecelakaan yang belum diketahui penyebabnya saat tes.

Alonso, yang sempat hilang kesadaran saat kecelakaan itu, tidak diperbolehkan tampil pada GP Australia, karena dikhawatirkan ada resiko setelah benturan itu.

Pebalap Spanyol itu “telah melewati tes kesehatan wajib dan dinyatakan fit untuk berlomba di GP Malaysia akhir pekan ini,” demikian pernyataan Federasi Automobile Internasional (FIA), Kamis (26/3).

Sementara itu pebalap tim Williams, Bottas, juga lulus tes untuk lomba di sirkuit Sepang tersebut, setelah tidak dapat ikut pada sesi lomba pertama 15 Maret lalu karena cedera tulang belakang.

Mobil MP4-30 Alonso akan membawa sensor tambahan di Malaysia setelah ia ingat mengalami kemudi berat sebelum tabrakan di sirkuit de Catalunya Barcelona.

Sejumlah pengamat menilai kecelakaan itu tidak biasa. Manajer Alonso, Flavio Briatore bahkan menyebutnya “sangat aneh”.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain