25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38179

Kronologis Munculnya Anggaran ‘Siluman’, Versi Ahok

Jakarta, Aktual.co —Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku sudah temukan ‘jejak’ kemunculan anggaran siluman yang dibuat DPRD DKI di draf Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI. 
Ahok mengaku heran, sebab jelang rapat paripurna pengesahan APBD 27 Januari 2015 lalu, dewan seperti adem ayem saja dengan anggaran, termasuk soal format e-budgeting. Bahkan, seingat dia, saat itu dewan tidak memasukkan anggaran apapun ke draf APBD.
“Makanya saya heran kan, masa paripurna nggak ada berkas yang di-‘print out’ keluar. Mereka (DPRD) bilang gampang-gampang. Waktu dalam rapat ada nggak ketua menyerahkan berkas? Nggak ada. Itu masalahnya,” kata Ahok di Balai Kota, Rabu (25/2).
Sambung dia, di saat yang sama semua SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) sudah mengisi keperluan program serta anggaran di draf APBD, yang kemudian diinput ke sistem e-budgeting. Setelah masuk e-budgeting, maka tidak mungkin ada anggaran lebih yang bisa lolos.
Namun belakangan, kata Ahok, dewan justru mengeluarkan APBD versi mereka yang berbeda sama sekali dengan milik Pemprov DKI. Di sinilah permasalahan dimulai.
“Kalau SKPD ‘main’ anggaran tentu ada buktinya di Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah). Justru saya pertanyakan kenapa DPRD tiba-tiba keluarkan bundelan sendiri yang bukan diisi sama SKPD. Itu apa nggak ngelanggar?” ujar dia.
Pasalnya, kata Ahok, berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi, kewenangan dewan dibatasi sampai satuan ketiga saja. “Jangankan ngisi, ngurusin lembar ketiga DPRD saja nggak boleh kok,” ucap dia. 
Temuan adanya indikasi permainan anggaran dewan, kata Ahok, tak berhenti di situ. Setelah melihat APBD versi dewan, Ahok baru tahu bahwa tiap program anggaran yang dibuat Pemprov, ternyata nilainya dipangkas antara 10 sampai 15 persen.
“Kita ada bukti semua. Supaya masuk dananya dia (DPRD) yang Rp12,1 triliun,” ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
Dari anggaran Rp12,1 triliun itulah kemudian diistilahkan sebagai dana ‘siluman’ yang diperuntukkan ke program-program yang dianggap tidak masuk akal. Misal, seperti pembelian UPS di kelurahan yang angkanya mencapai Rp4,2 miliar/ kelurahan. Padahal normalnya, harga UPS hanya sekitar Rp500 ribu -Rp1 juta.
Temuan itu, ujar Ahok, diperkuat lagi oleh temuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Yang menyebut bahwa tiap kali DPRD kasih draf APBD ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), maka dikembalikannya selalu tidak sama dengan yang disusun Pemprov DKI.
“Itu yang dinamakan Ketua BPKP sebagai anggaran siluman. Begitu e-budgeting diberlakukan, nggak bisa lagi deh (DPRD) masukin anggaran siluman. Eh nekat dia bikin sendiri juga (draf APBD), ketahuan dong,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

PTUN Kabulkan Gugatan Kubu Djan Faridz, Pendukung Ucap Takbir

Jakarta, Aktual.co — Pendukung kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan kubu Djan Faridz meluapkan kegembiraan setelah gugatannya diterima oleh Majelis Hakim PTUN.
“Allahu Akbar, Allahu Akbar. Allahu Akbar. Hidup Pak Surya Dharma Ali”, ujar pendukung, di luar gedung PTUN, Rabu (25/2).
Para pendukung kubu Djan Faridz yang berada di halaman Gedung PTUN mengucap takbir dan melantunkan shalawat, seusai hakim membacakan putusan.
Ketua Majelis Hakim Teguh Satya Bhakti memutuskan menerima gugatan mantan Ketum PPP Suryadharma Ali terkait Surat Menkumham yang mengesahkan kepengurusan PPP kubu Romahurmuziy.
“Mengabulkan gugatan penggugat diterima seluruhnya, kemudian membatalkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM No M.HH-07.AH.11.01 Tahun 2014,” kata Ketua Majelis Hakim Teguh Satya Bhakti, saat membacakan putusannya di ruang sidang.

Artikel ini ditulis oleh:

KPK Hentikan Sementara Kasus Budi Gunawan?

Jakarta, Aktual.co — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum menentukan apakah proses penyidikan terhadap Komisaris Jenderal Budi Gunawan masih berlanjut atau tidak. 
Pasalnya sampai saat ini jajaran pimpinan KPK masih melakukan pembahasan terkait hal tersebut. Berdasarkan informasi yang didapat saat ini status penyidikan terhadap Budi Gunawan dihentikan sementara. “Untuk saat ini tidak ada pemanggilan lagi (terkait Budi Gunawan),” ujar sumber di KPK, Rabu (25/2) pagi. 
Namun ketika dikonfirmasikan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan KPK, Johan Budi SP membenarkan bahwa hal ini akan dibahas oleh jajaran pimpinan KPK. 
Dia mengaku, belum ada keputusan apakah penyidikan terhadap Budi Gunawan akan terus berlanjut atau sama sekali dihentikan. “Ini pimpinan mau rapat dulu. Akan dibahas bagaimana kelanjutannya,” ujar Johan saat dihubungi. 
Dia mengaku tak dapat berkomentar lebih banyak mengenai hal ini. “Sabar dulu. Nanti kalau sudah ada keputusannya akan disampaikan,” tegas Johan.
Sebelumnya diberitakan, Komisaris Jenderal Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka dugaan kasus transaksi mencurigakan atau transaksi tidak wajar dari pejabat negara atau rekening gendut. 
Dia disangka menerima hadiah atau janji saat menduduki jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karir Deputi SDM Mabes Polri periode 2003-2006 dan jabatan lainnya di Kepolisian RI. Dia disangka melanggar pasal 12 huruf a atau huruf b, pasal 5 ayat 2, 11 atau pasal 12 UU nomor 31/1999 jo UU nomor  20 tahun 2001 tentang pemberantasan tipikor dan jo pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP.
Atas penersangkaan tersebut, Budi Gunawan pun mengajukan gugatan praperadilan. Dalam persidangan praperadilan tersebut, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan melalui Hakim Sarpin Rizaldi memutuskan untuk menerima gugatan Budi Gunawan yang secara otomatis membatalkan penetapan tersangka terhadap BG. 
Pasca putusan tersebut, KPK sempat menyatakan bahwa selanjutnya status hukum Budi Gunawan mengikuti putusan praperadilan, yang artinya status tersangka terhadap BG berhenti.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Jokowi Diyakini Pilih Kepala BIN yang Loyal

Jakarta, Aktual.co — Anggota DPR F-PDIP Charles Honoris meyakini bahwa Presiden Joko Widodo akan memilih Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang profesional dan loyal.
“Tentunya presiden akan memilih orang yang berkualitas, loyal dan punya visi yang sama dengan Presiden Jokowi mengenai masa depan bangsa,” kata Charles, Rabu (25/2).
Dia menambahkan, penentuan penunjukan Kepala BIN merupakan hak prerogatif presiden, untuk itu semua pihak diminta menghormati agar tak menjadi polemik di masyarakat.
Posisi Kepala BIN memiliki peran yang krusial dalam menjaga pertahanan, keamanan, dan stabilitas negara. 
“Kepala BIN harus mampu memberikan masukan kepada presiden agar bisa mengantisipasi potensi kisruh sejak dini,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dikabarkan akan menunjuk calon Kepala BIN. Beberapa nama yang mencuat diantaranya mantan Wakil Kepala BIn As’ad Said Ali dan Sutiyoso.

Artikel ini ditulis oleh:

Jaga Stabilitas Harga Beras, Jokowi “Blusukan” ke Gudang Bulog

Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi (ketiga kanan) didampingi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (ketiga kiri), Menteri BUMN Rini Soemarno (keempat kiri), Menko Perekonomian Sofyan Djalil (kedua kanan) dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel (kanan) berbincang saat meninjau stok beras di gudang beras Perum Bulog, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (25/2/2015). Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi secara simbolis menyalurkan beras untuk keluarga miskin (raskin) dan operasi pasar beras sebanyak 300 ribu ton. AKTUAL/MUNZIR

Bareskrim Targetkan 2 Minggu Kedepan Ungkap Korupsi “Jumbo”

Jakarta, Aktual.co — Mabes Polri rupa-rupanya tengah menelisik dugaan kasus korupsi “jumbo” dibawah komando Kabareskrim Komjen Budi Waseso. Meski perseteruan antara Polri dan KPK masih bergulir, namun, tak menjadi alasan korps Bhayangkara ini untuk mengungkap kasus korupsi berskala besar.
“Mabes Polri tidak ingin bersolek atas isu yang ada. Kabareskrim sedang memimpin upaya mengungkap dua kasus korupsi besar,” ujar Ronny kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (25/2).
Menurut Ronny, dua kasus korupsi itu lebih besar dibandingkan dengan kasus yang menyeret dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi non aktif, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang kini tengah menjadi sorotan.
“Memang faktanya seperti itu. Kami sedang mengumpulkan jejak-jejaknya,” ungkapnya.
Meski begitu, Ronny enggan untuk menyebutkan secara detil kasus apa yang akan diungkap oleh Bareskrim. Pihaknya menjanjikan akan mengungkap kasus ini ke publik segera dalam dua minggu ini. “Mudah-mudahan dalam dua minggu ini akan diungkap,” singkatnya.
Dengan upaya itu, maka Polri berharap masyarakat tidak terpengaruh dengan opini negatif yang terus menyerang Bareskrim akhir-akhir ini.
“Sedang diupayakan untuk dibuka. Jangan terpengaruh dengan opini yang menyerang Bareskrim. Mungkin ada rasa ketakutan dari pihak yang mengetahui Bareskrim sedang menyelidiki,” demikian Ronny.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Berita Lain